Jakarta (ANTARA) - Dokter yang juga Pengelola Program Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta dr. A. Rhyza Vertando Halim mengimbau agar orang tua bisa memanfaatkan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk mendapatkan vaksin HPV (human papillomavirus) bagi anak.
Dia memastikan bahwa program yang dilaksanakan di sekolah maupun di masyarakat oleh Puskesmas merupakan upaya yang baik. Rhyza mengingatkan hal itu merupakan kesempatan emas untuk bisa melindungi anak-anak dari potensi kejadian kanker serviks akibat infeksi virus HPV.
“Saya imbau agar ayah/bunda sekalian untuk mengikutsertakan anaknya untuk dilakukan vaksinasi HPV. Karena sudah terbukti aman, berkhasiat, dan bermanfaat tentunya untuk mencegah terjadinya kanker serviks,” kata Rhyza dalam "Talkshow Kesehatan" yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, diikuti di Jakarta pada Selasa.
Menurut Rhyza, pemberian vaksin HPV melalui program BIAS sudah dilakukan di DKI Jakarta sejak 2016 yang biasanya diadakan setiap bulan Agustus. Vaksinasi ini gratis karena bagian dari program pemerintah dengan sasaran anak berusia sekitar 9 tahun hingga 13 tahun atau usia anak kelas 5 dan 6 sekolah dasar.
“Kalau misalnya ada pemberitahuan terkait dengan vaksin HPV di sekolah untuk anandanya, jangan ragu, jangan takut. Kita lakukan pencegahan bersama yaitu dengan vaksinasi HPV ini,” ajak Rhyza lagi.
Rhyza mengatakan usia anak sekolah kelas 5 dan 6 sekolah dasar atau 9-13 tahun merupakan usia yang optimum dalam efektivitas pemberian vaksin HPV. Anak bisa mendapatkan dua dosis vaksin HPV di program BIAS, dosis pertama dilakukan di usia kelas 5 sekolah dasar dan dosis kedua di usia kelas 6 sekolah dasar.
Bagi anak-anak yang belum bisa dilakukan vaksinasi karena kondisi tertentu, seperti sakit dan tidak masuk sekolah, Rhyza memastikan bahwa pemberian vaksin HPV tetap bisa dilakukan di Puskesmas.
Sementara itu, anak-anak yang tidak bersekolah formal di wilayah DKI Jakarta juga tetap berhak untuk mendapatkan vaksinasi HPV selama rentang usia sesuai dengan sasaran program pemerintah. Kabar gembiranya, kata Rhyza, vaksinasi HPV akan menjadi program nasional dalam waktu dekat sehingga anak-anak di luar DKI pun dapat mengakses.
Untuk saat ini, imbuh Rhyza, program pemerintah masih menargetkan sasaran kelompok usia anak kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Jika orang tua ingin mendorong vaksinasi pada anak selain kelompok usia tersebut, disarankan untuk mendapatkan layanan melalui fasilitas kesehatan lain dengan biaya mandiri.
Dia memastikan bahwa vaksin HPV yang disediakan pemerintah, yang disalurkan melalui Puskesmas, memiliki kualitas keamanan dengan mutu yang terjaga. Rhyza juga memastikan bahwa rata-rata kejadian ikutan pasca-imunisasi tergolong ringan sehingga orang tua tidak perlu khawatir.
Rhyza mengatakan secara umum vaksinasi aman untuk dilakukan. Sementara kontra-indikasi absolut atau larangan pemberian vaksin dapat dimungkinkan apabila anak memiliki riwayat alergi berat dengan reaksi pingsan bahkan syok anafilaktik.
“Demam, batuk, pilek kalau seperti ringan sebetulnya tidak masalah (untuk vaksinasi HPV). Cuma kalau misalnya memang perlu ada perawatan atau kondisinya cukup membutuhkan perhatian, sebaiknya ditunda dulu. Sampai sembuh, baru nanti dilakukan vaksinasi supaya lebih nyaman dan aman,” kata dia.
Baca juga: Dokter: Pencegahan primer dan sekunder kanker serviks harus paralel
Baca juga: Melanie Subono ajak perempuan vaksinasi HPV cegah kanker serviks
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022