Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia 2022 semakin mendorong penguatan peran budaya sebagai perekat antarbangsa.
"Presidensi G20 akan semakin mendorong dan membangkitkan kebudayaan untuk menjadi perekat antarbangsa," kata Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Didik menjelaskan, budaya merupakan produk sebuah peradaban yang diharapkan bisa menjadi media untuk menjalin komunikasi antarbangsa melalui soft diplomacy.
Baca juga: Kemenko PMK sebut G20 dorong perluasan akses bidang kesehatan
"Budaya juga berperan penting dalam mendorong kehidupan berkelanjutan, budaya mengingatkan mengenai pentingnya menjaga kearifan lokal, menjaga alam dan menjaga identitas, untuk hidup yang berkelanjutan," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger" yang merupakan cerminan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
"Recover Together, Recover Stronger menekankan pentingnya gotong royong bangsa-bangsa di dunia untuk saling berkolaborasi membangun kebersamaan dalam menanggulangi pandemi COVID-19," katanya.
Baca juga: Pengamat: G20 mendorong penguatan budaya untuk hidup berkelanjutan
Tema Recover Together, Recover Stronger, kata dia, sangat relevan dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental karena mengandung nilai-nilai yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong untuk bersama-sama pulih dari dampak pandemi.
"Melalui gotong royong diharapkan bisa pulih lebih cepat dan lebih baik dari sebelumnya," kata dia.
Sementara itu, pengamat kebudayaan dan pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan pelaksanaan G20 akan mendorong penguatan budaya untuk hidup berkelanjutan.
Baca juga: G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan berkelanjutan
"Upaya untuk mewujudkan kehidupan berkelanjutan dengan kembali ke akar budaya merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh negara peserta G20," kata Chusmeru.
Terkait hal itu, pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu mengapresiasi seluruh rangkaian G20, termasuk pelaksanaan Pertemuan Menteri G20 bidang kebudayaan (G20 Culture Ministers Meeting/CMM) yang sangat penting dan strategis.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022