skema pembiayaan bundling dapat mengakselerasi pembangunan SPAM di Ibu Kota dengan target 2030
Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berjanji untuk terus mengawal percepatan pemenuhan air bersih melalui jaringan perpipaan di Jakarta untuk mengurangi ketergantungan air tanah.
"Dengan terwujudnya akses air bersih dengan baik bagi seluruh lapisan masyarakat Jakarta, maka kedaulatan air di Jakarta akan terjaga dari waktu ke waktu," kata Heru melalui tayangan video dalam diskusi kedaulatan air di Jakarta, Senin.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah daerah membuat kebijakan subsidi untuk menumbuhkan kepedulian agar masyarakat memahami pentingnya air bersih dalam kehidupan.
Kebijakan subsidi, kata dia, dilakukan untuk mendukung program peningkatan layanan air bersih bagi warga Jakarta sebagai hak dasar warga daratan Jakarta maupun Kepulauan Seribu.
Heru tidak menyebutkan detail besaran subsidi yang diberikan kepada masyarakat.
Meski begitu, subsidi air bagi masyarakat dapat menghemat perekonomian rumah tangga.
Selain itu, kelestarian lingkungan hidup juga lebih terjaga, karena penggunaan air tanah menjadi berkurang setelah masyarakat beralih ke air perpipaan.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Pangan, Utilitas, Perpasaran dan Industri Badan Pembinaan BUMD DKI Jakarta, Thomas, menambahkan pemerintah berencana membangun beberapa sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan total investasi Rp23,80 triliun dari tahun 2023 sampai 2027.
Rincian SPAM yang dibangun adalah Jatiluhur I meliputi area Cilincing dan Pondok Kopi dan Karian-Serpong tahap satu area Semanan tahun 2023-2024 mencapai Rp2,10 triliun.
Kemudian Jatiluhur I yakni area Kanal Banjir Timur dan Karian-Serpong yakni area Semanan dan Pegadungan untuk tahap dua pada 2023-2027 sebesar Rp13,8 triliun.
Selanjutnya, SPAM internal DKI Jakarta kawasan hulu dan hilir di Buaran III dan Pesanggrahan-Ciliwung sebesar Rp8,32 triliun pada 2023-2027.
"Kebutuhan investasi Rp2,1 triliun untuk Jatiluhur I tahap satu akan dibiayai melalui APBN," kata Thomas.
Sementara itu, untuk Jatiluhur tahap dua, skema pembiayaan melalui bundling (gabungan) dan telah ditandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Moya Indonesia.
Sedangkan untuk SPAM internal DKI Jakarta, untuk pembangunan di Buaran III menggunakan skema pembiayaan bundling, serta SPAM Pesanggrahan Ciliwung kini dalam pelaksanaan manajemen konstruksi yang dibiayai oleh penyertaan modal daerah (PMD) DKI Jakarta.
Menurut dia, skema pembiayaan bundling dapat mengakselerasi pembangunan SPAM di Ibu Kota dengan target 2030.
Kelebihan skema bundling adalah kontinuitas penyediaan air minum, 100 persen cakupan pelayanan SPAM, peningkatan layanan pelanggan, hingga mencegah penurunan muka tanah.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui perusahaan PAM Jaya saat ini baru bisa melayani 64 persen warga Jakarta untuk penyediaan air bersih.
"Untuk skema bundling nantinya PAM Jaya dapat melakukan pembelian terhadap proyek, memiliki hak akses karena aset kerja sama dimiliki dan dikuasai oleh PAM Jaya, serta memiliki hak untuk menghentikan kerja sama dan melakukan langkah lanjutan," imbuhnya.
Baca juga: Legislator desak PAM Jaya jelaskan kerja sama dengan Moya
Baca juga: Pemkot Jakut harapkan perluasan akses perpipaan
Baca juga: PAM Jaya sediakan tujuh kios air untuk warga Muara Angke
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022