“Kesetaraan dan mengurangi kesenjangan gender adalah tidak hanya tentang hak perempuan tetapi juga tentang ekonomi. Angkanya adalah 11 triliun dolar AS,” katanya dalam B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin.
Mari menuturkan global harus mendorong kesetaraan gender dan mengurangi kesenjangannya karena hingga kini masih terjadi perbedaan pemberian hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
Saat ini secara umum partisipasi angkatan kerja perempuan hanya sekitar 50 persen yang lebih rendah dibandingkan laki-laki mencapai 80 persen.
Bahkan di beberapa daerah seperti Timur Tengah ternyata partisipasi perempuan terhadap dunia kerja sangat rendah yaitu hanya sekitar 20 persen.
“Di Asia ini sedikit lebih baik yaitu mendekati 60 persen tetapi tetap masih lebih rendah daripada pria,” ujarnya.
Beberapa upaya yang dapat mengurangi kesenjangan kesetaraan gender adalah memperhatikan gizi ibu ketika mereka hamil sekaligus memastikan bahwa mereka dapat melahirkan bayi yang sehat.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan akses yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam mendapat pendidikan hingga pelatihan keterampilan.
Hak hukum atas kepemilikan aset maupun inklusi dan layanan keuangan juga perlu diberikan kepada perempuan agar mereka tidak berada dalam posisi yang dirugikan.
Mari menyebutkan terdapat langkah sederhana yang telah dilakukan dan berhasil meningkatkan partisipasi perempuan yakni diizinkannya wanita berpergian sendiri di Arab Saudi.
“Perempuan dapat bepergian di jalan dan ini menyebabkan peningkatan partisipasi angkatan kerja dari 20 persen menjadi 30 persen,” katanya.
Baca juga: Bank Dunia: Kebijakan pemulihan tak boleh kurangi kesetaraan gender
Baca juga: Bank Dunia: Perubahan iklim ancaman terbesar bagi pembangunan
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022