Indonesia akan memperoleh banyak peluang dan manfaat baik, terutama dalam bidang kesehatanJakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan pelaksanaan G20 mendorong terwujudnya penguatan arsitektur kesehatan di tingkat global.
"Penguatan arsitektur kesehatan di tingkat global ini merupakan suatu hal yang sangat penting," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto ketika dihubungi di Jakarta, Senin.
Dengan adanya penguatan arsitektur kesehatan, kata Agus Suprapto, maka setiap anggota G20 dapat memastikan sistem kesehatan telah memiliki kapasitas yang memadai baik di tingkat nasional, regional maupun di tingkat global.
"Dengan demikian, maka setiap negara akan makin siap dengan kapasitas kesehatan yang memadai dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya pandemi di masa yang akan datang," katanya.
Baca juga: Menkes Budi ajak pelaku bisnis G20 berinvestasi di sektor kesehatan
Baca juga: Menkeu optimistis kontribusi untuk PandemicFund terus bertambah
Sementara itu, Agus juga menambahkan bahwa Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 akan memberikan banyak manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap ketahanan kesehatan di Tanah Air.
"Sebagai contoh, manfaat langsung G20 terhadap Indonesia adalah perluasan akses terhadap industri kesehatan, teknologi, pengetahuan, hingga riset-riset di bidang kesehatan," katanya.
Bangsa Indonesia, kata dia, patut merasa bangga karena Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 telah membuka peluang besar bagi Indonesia. Terutama pada bidang-bidang kesehatan.
"Melalui pelaksanaan G20, maka Indonesia akan memperoleh banyak peluang dan manfaat baik, terutama dalam bidang kesehatan," katanya.
Baca juga: Menkes: Kerugian keuangan akibat pandemi dorong G20 pada isu kesehatan
Sementara itu, Agus juga menambahkan bahwa Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 akan memberikan banyak manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap ketahanan kesehatan di Tanah Air.
"Sebagai contoh, manfaat langsung G20 terhadap Indonesia adalah perluasan akses terhadap industri kesehatan, teknologi, pengetahuan, hingga riset-riset di bidang kesehatan," katanya.
Bangsa Indonesia, kata dia, patut merasa bangga karena Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 telah membuka peluang besar bagi Indonesia. Terutama pada bidang-bidang kesehatan.
"Melalui pelaksanaan G20, maka Indonesia akan memperoleh banyak peluang dan manfaat baik, terutama dalam bidang kesehatan," katanya.
Baca juga: Menkes: Kerugian keuangan akibat pandemi dorong G20 pada isu kesehatan
Baca juga: C20 dorong arsitektur kesehatan global yang inklusif
Agus Suprapto juga kembali mengatakan bahwa kolaborasi negara-negara G20 diharapkan akan menjadi kekuatan dalam rangka merespons ancaman krisis kesehatan global di masa yang akan datang.
Sedikitnya 17 kepala negara dan pemerintahan akan hadir pada pelaksanaan KTT G20 ke-17 di Bali.
Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 mengambil tema "Recover Together, Recover Stronger" dengan tiga agenda utama, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan juga transisi energi berkelanjutan.
G20 adalah forum strategis yang diikuti negara-negara dengan perekonomian besar di dunia.
Baca juga: Pertemuan Ke-2 Menkeu dan Menkes G20 bahas penguatan JFHTF
Agus Suprapto juga kembali mengatakan bahwa kolaborasi negara-negara G20 diharapkan akan menjadi kekuatan dalam rangka merespons ancaman krisis kesehatan global di masa yang akan datang.
Sedikitnya 17 kepala negara dan pemerintahan akan hadir pada pelaksanaan KTT G20 ke-17 di Bali.
Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 mengambil tema "Recover Together, Recover Stronger" dengan tiga agenda utama, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan juga transisi energi berkelanjutan.
G20 adalah forum strategis yang diikuti negara-negara dengan perekonomian besar di dunia.
Baca juga: Pertemuan Ke-2 Menkeu dan Menkes G20 bahas penguatan JFHTF
Baca juga: Menkes: Pandemic Fund landasan perkuat arsitektur kesehatan global
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022