Tokyo (ANTARA News) - Harga minyak dunia tetap di atas 73 dolar AS Selasa karena kuatnya permintaan China dan kekhawatiran program nuklir Iran sehingga pasar melakukan aksi "Profit Taking" dari minggu lalu. Minyak mentah light sweet AS dalam perdagangan berjangka untuk pengiriman Juni 9 sen lebih tinggi dari 73,42 dolar per barel hingga 0847 GMT, setelah turun 1.84 dolar Senin dari 75,35 dolar AS. Minyak mentah Brent diperdagangkan naik 23 sen pada 73.23 dolar AS per barel, lapor kantor berita Reuters. Harga mendatang di bawah tekanan awal dalam sesi setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) berjanji akan meingkatkan produksi mendekati tingkat maksimum, dengan produksi tertinggi harian sebesar 28 juta barel per hari, pada perundingan oleh para menteri di Doha Senin. Menurut data bea cukai China, impor minyak mentah negara konsumen minyak terbesar kedua dunia itu dalam Maret naik 10,9 persen dari tahun sebelumnya, kenaikan terkuat sejak September, menurut penghitungan Reuter hal tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi dan cadangan sebelumnya yang telah memicu kenaikan harga. "Hal tersebut resiko bahwa dukungan pasar belum dapat menyelesaikan masalah, dan permintaan kuat China akan mempunyai pengaruh pada fundamental pasar," kata Hroyuki Kitakat, direktur komoditi bisnis pada Barclays Capital di Tokyo. Perwakilan AS untuk Badan Energi Atom Internasional Selasa mengatakan menurut sebuah laporan seruan untuk penghapusan nuklir akan menjadi negatif. Ketua Perunding Nuklir Iran sebelumnya mengatakan Selasa bahwa pihaknya akan memutuskan hubungan dengan badan nuklir PBB jika sanksi diberlakukan. Sementara sebelumnya China mengatakan perundingan masih dapat diselesai dengan negosiasi. Para menteri OPEC mengatakan Senin bahwa situasi politik di Iran, Nigeria dan negara para produsen minyak dapat memicu kenaikan harga minyak mentah dunia dan organisasi itu yang merupakan sumber minyak dunia ketiga mempunyai kekuatan penuh untuk menurunkan harga minyak dunia. Harga minyak dunia naik sekitar 20 persen sejak awal tahun sebagai akibat investasi beralih ke pasar uang. Menteri Perminyakan Iran Kazem Vaziri mengulangi pernyataan bahwa minyak di luar perundingan.Negara-negara kuat mengkhawatirkan Iran ingin membangun bom atom, yang sebelumnya Teheran mengatakan hal itu hanya sebagai tenaga nuklir. Kementrian Luar Negeri Iran mengatakan keputusan tersebut akan memperkaya uranium itu tidak dapat diubah, disamping ancaman sanksi atau aksi militer. Pasar memperhatikan pasokan bensin AS pada musim setelah pilihan regulasi bahan bakar, kata pedagang. Analis meramalkan data energi mingguan pemerintah AS Rabu akan menunjukan penurunan untuk cadangan bensin di Amerika Serikat untuk delapan minggu berturut-turut sebagai akibat kenaikan permintaan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006