Banda Aceh (ANTARA News) - Sebanyak 77 warga Myanmar yang terdampar dan diselamatkan aparat keamanan TNI AL di Pulau Rondo, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), menyatakan menolak dipulangkan ke negaranya.
"Pihak imigrasi Sabang telah memberitahukan kepada Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta melalui telepon tentang keberadaan warganya terdampar di Sabang," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Sabang, Kolonel Laut (P) Aswoto Saranang yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa.
Menurut dia, pihak Kedutaan Besar Myanmar minta agar warganya dapat dievakuasi kembali ke negaranya melalui Pelabuhan laut Belawan Medan (Sumatera Utara), namun ke-77 orang tersebut menolak dievakuasi.
"Kami sudah menyampaikan permintaan pihak Kedutaan Besar di Jakarta, namun ke-77 warga Myanmar itu menyatakan mereka tidak mau kembali ke negaranya," kata Aswoto.
Lebih lanjut, Komandan Lanal menjelaskan yang mereka inginkan saat ini adalah bantuan logistik dari masyarakat dan Pemerintah Indonesia, termasuk pakaian untuk kebutuhan perjalanan mereka ke tujuan utama yakni Malaysia atau Thailand.
"Kalau pakaian dan logistik untuk kebutuhan selama pelayaran tujuan utama Malaysia atau Thailand sudah mencukupi, mereka menyatakan akan segera meninggalkan Sabang, Indonesia," ujar dia mengutip pernyataan warga Myanmar yang diperkirakan berusia antara 20 hingga 35 tahun.
Sebanyak 77 orang manusia perahu beragama Islam itu terdampar di Pulau Rondo sekitar 18 mil laut dari Sabang, pada Jumat (21/4) dalam pelayaran menuju Malaysia, dan baru berhasil dievakuasi ke Sabang Senin (24/4).
Mereka menggunakan satu unit perahu motor terbuka, dengan mesin berkekuatan 22 PK. Ke-77 imigran itu mengaku sebagai penduduk provinsi Rohinga dan terpaksa keluar dari negaranya karena kesulitan memperoleh pekerjaan.
Di pihak lain, Aswoto menjelaskan, kemungkinan pihaknya akan menggiring kembali ke-77 warga Myanmar itu sampai ke perbatasan jika kebutuhan logistik mencukupi, setelah diketahui kesehatan dan cuaca di perairan laut membaik.
"Akan tetapi, kami juga menunggu perintah dari Jakarta untuk mengawal dan mengembalikan mereka ke perairan perbatasan," demikian Danlanal Sabang Kolonel (P) Aswoto Saranang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006