Pertama adalah edukasi kepada orang yang belum terkena diabetes. Kemudian yang kedua adalah deteksi dini orang yang memiliki faktor risiko diabetes. Dan yang ketiga adalah mengobati hingga terkontrol faktor risiko komplikasi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan penyakit diabetes harus ditangani melalui tiga konsep penting, yakni lain edukasi, deteksi dini, dan pengobatan pada penderita.
“Pertama adalah edukasi kepada orang yang belum terkena diabetes. Kemudian yang kedua adalah deteksi dini orang yang memiliki faktor risiko diabetes. Dan yang ketiga adalah mengobati hingga terkontrol faktor risiko komplikasi pada orang yang sudah terdiagnosis,” kata Dante dalam pembukaan webinar “Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu” yang digelar Kemenkes dan diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan ketiga konsep tersebut merupakan bagian dari program pengendalian diabetes bagi masyarakat yang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara terintergrasi dengan transformasi sistem kesehatan.
Pada program edukasi, kata dia, Kemenkes melakukan program tersebut melalui berbagai kanal dalam jaringan (daring) seperti media sosial, webinar, YouTube, website, dan siniar (podcast). Selain itu, ada pula penyusunan bahan ajar untuk kurikulum di sekolah.
Hari Diabetes Sedunia yang diperingati setiap 14 November pada tahun 2022 ini mengusung tema global “education to protect tomorrow”. Sementara itu, Indonesia mengambil tema nasional “cegah dan kendalikan diabetes untuk masa depanmu”.
Melalui tema tersebut, Wmenkes berharap Indonesia dapat menginisiasi edukasi yang praktikal dan mudah bagi masyarakat, sebagai contoh edukasi masyarakat tentang kandungan gula dalam minuman yang populer seperti boba, kopi manis, serta teh manis. Hal tersebut, menurut Dante, penting karena minuman tersebut tidak hanya terjangkau tapi bisa juga mudah dibeli melalui layanan ojek daring.
Terkait deteksi dini diabetes, Kemenkes mendorong program dengan cara skrining faktor risiko baik melalui pemeriksaan gejala maupun pemeriksaan gula di seluruh fasilitas kesehatan (faskes). Kemudian terkait pengobatan diabetes, pihaknya mendorong pengobatan yang sesuai standar di Puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
Ia mengatakan beban kesehatan terkait dengan penyakit diabetes semakin meningkat di dunia dan di Indonesia. Menurut International Diabetes Federation (IDF), terdapat sekitar 530 juta penduduk dewasa menderita diabetes dan angka tersebut diprediksi meningkat hingga 783 juta di tahun 2045.
“Indonesia sendiri menempati posisi kelima dengan penderita diabetes terbanyak yakni 19,5 juta. Hal ini meningkatkan kematian akibat diabetes di posisi ketiga dan ikut meningkatkan biaya perawatan komplikasi diabetes antara lain sakit jantung, stroke, dan gagal ginjal menjadi Rp21,6 triliun tahun 2021,” kata Dante Saksono Harbuwono.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Eva Susanti juga mengatakan diabetes menjadi beban kesehatan yang cukup besar karena menyebabkan 6,7 kematian pada tahun 2021.
Dia menambahkan, sementara 44 persen dari kasus diabetes ternyata terdiagnosis, pada umumnya merupakan diabetes tipe dua yang sebenarnya dapat dicegah.
“Beban ini akan menjadi bertambah karena tiga dari empat kasus diabetes di dunia hidup di negara dengan pendapatan rendah dan menengah,” demikian Eva Susanti.
Baca juga: Indonesia menempati urutan kelima kasus diabetes di dunia
Baca juga: Wamenkes sebut diabetes di Indonesia seperti fenomena "gunung es"
Baca juga: UI kembangkan model untuk tekan angka kematian penderita diabetes
Baca juga: Daun kelor, alternatif yang bisa dimanfaatkan obati diabetes
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022