Phnom Penh (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 akan mengusung tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".

"Indonesia menginginkan agar ASEAN tetap penting dan relevant to make ASEAN matters. Penting dan relevan ke dalam bagi rakyatnya, penting dan relevan keluar bagi kawasan Indo Pasifik dan dunia. Dengan dasar pemikiran inilah maka keketuaan Indonesia akan mengambil tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth," kata Menlu Retno saat menyampaikan keterangan pers di Phnom Penh, Kamboja, Minggu (13/11).

Mengenai logo keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023, Retno menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyampaikan tentang logo itu pada saat serah terima keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia.

Dia mengatakan logo yang dipilih menggambarkan langit, gunung, laut, dan bumi serta Burung Maleo sebagai salah satu kekayaan fauna Indonesia.

"Langit merupakan visualisasi dari merangkul dan mengayomi. Gunung dan bumi merupakan visualisasi dari kekokohan dan kestabilan. Gunung juga disimbolkan sebagai arah pertumbuhan yang optimis," ujarnya.

Menurut Retno, pemilihan gambar bentuk gunung untuk melambangkan sifat sedang bertumbuh mengarah ke atas. "Sebagai representasi arah, visualisasi tersebut memiliki arti membawa keseluruhan ASEAN bertumbuh ke arah yang lebih baik," jelasnya.

Baca juga: Menlu: Keketuaan Indonesia di ASEAN hadapi tantangan multidimensi

Sementara pemilihan gambar lautan, kata Retno, secara konseptual merupakan penghubung dan pemersatu setiap pulau antar negara dalam kawasan ASEAN.

Menlu Retno lebih lanjut menjelaskan simbol fauna dengan profil Burung Maleo merupakan representasi kekayaan hayati nusantara karena Maleo merupakan burung khas endemik Sulawesi Indonesia.

Bentuk keseluruhan simbol logo tersebut sangat dinamis, responsif, adaptif untuk merespon segala perubahan yang terjadi secara internal maupun eksternal, kata dia.

Sebagaimana diketahui ASEAN memiliki tiga pilar kerja sama, yaitu pilar politik keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial budaya.

"Selama keketuaan, penanganan pilar politik dan keamanan akan dikoordinir oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan dan Menteri Luar Negeri . Pilar ekonomi akan dikoordinir oleh Menteri Koordinator Perekonomian dan pilar sosial budaya oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia," ujar Retno.

Sementara sebagai koordinator secara umum melalui Sekretariat Nasional ASEAN akan dipegang oleh menteri luar negeri.

"Guna memaksimalkan penggunaan gedung Sekretariat ASEAN maka sebagian besar pertemuan di tingkat teknis akan diadakan di Sekretariat ASEAN Jakarta," kata Retno.

Menurut Retno, gedung Sekretariat ASEAN yang baru memiliki ruang-ruang pertemuan yang memadai dan sangat layak digunakan untuk pertemuan-pertemuan ASEAN.

"Karena itu kalau kita ingat ASEAN Leaders Meeting bulan April 2021 dilakukan di Sekretariat ASEAN, demikian juga dengan pertemuan khusus para Menteri Luar Negeri yang dilakukan 27 Oktober juga dilakukan di Sekretariat ASEAN," ungkapnya.

Sejauh ini diperkirakan akan ada lebih dari 50 pertemuan yang akan dilakukan di Sekretariat ASEAN pada 2023.

Indonesia juga akan menggelar sejumlah kegiatan unggulan pada saat keketuaannya di ASEAN, antara lain kegiatan Indo-Pacific Infrastructure Forum dan ASEAN Creative Economy Business Forum.

"Bismillahirrahmanirrahim dengan niat baik dan kerja keras, mudah-mudahan keketuaan Indonesia di ASEAN akan dapat membawa manfaat tidak saja bagi rakyat Indonesia, namun juga bagi rakyat ASEAN dan dunia. ASEAN Matters: Epicentrum of Growth," ujar Menlu Retno.

Baca juga: Terima keketuaan, Indonesia siap jadikan ASEAN episentrum pertumbuhan

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022