Perserikatan Bangsa-Bangsa akan tetap menjadi mitra utama ASEANPhnom Penh (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan ASEAN memiliki peran penting dalam memajukan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.
“Serta partisipasi politik yang inklusif sebagai elemen dalam membangun masyarakat yang benar, stabil dan damai. Dan ASEAN memiliki peran kunci dalam pengembangan ekonomi global yang kuat di seluruh dunia,” ujar Antonio Guterres di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu.
Ia mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat menghargai kemitraan kuat ASEAN dan komitmen teguh terhadap multilateralisme serta kerja sama regional.
ASEAN memiliki peran penting dalam memajukan hak asasi manusia, kebebasan fundamental dan partisipasi politik yang inklusif sebagai elemen dalam membangun masyarakat yang benar, stabil dan damai. Dan ASEAN memiliki peran kunci dalam pengembangan ekonomi global yang kuat di seluruh dunia.
Baca juga: Kemarin, ASEAN-PBB perkuat perdamaian hingga DOB Papua diresmikan
“Perserikatan Bangsa-Bangsa akan tetap menjadi mitra utama ASEAN,” kata dia.
Di samping itu dia mengatakan negara-negara maju harus memimpin pengurangan emisi sebesar 45 persen pada 2030 untuk mencapai netralitas karbon pada pertengahan abad ini.
“Saya baru saja menghadiri COP27, di mana saya mendesak para pemimpin negara-negara penghasil emisi tinggi untuk memenuhi urgensi saat ini,” kata Guterres.
Negara-negara maju, lanjut dia, juga harus memobilisasi 100 miliar dolar yang dijanjikan untuk mendukung negara-negara berkembang untuk mengatasi dampak iklim dan membangun ketahanan dan adaptasi.
“Dan mereka harus mencapai kesepakatan tentang kompensasi bagi negara-negara yang tidak melakukan apa pun mengenai iklim– termasuk melalui mekanisme kelembagaan untuk mengatasi kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan dari perubahan iklim,” kata dia.
Sekarang adalah waktunya untuk Pakta Solidaritas Iklim antara negara maju dan berkembang.
Negara maju dan berkembang harus menyepakati strategi bersama untuk menggabungkan kapasitas dan sumber daya mereka, untuk kepentingan umat manusia.
“Negara-negara yang lebih kaya, Bank Pembangunan, dan perusahaan teknologi harus memberikan bantuan keuangan dan teknis dalam skala besar sehingga negara-negara berkembang dapat beralih ke energi terbarukan,” kata Guterres.
Ia memuji negara-negara ASEAN yang berpartisipasi dalam kemitraan untuk mencapai transisi yang adil ke energi terbarukan.
“Ambisi iklim yang lebih besar diperlukan dari ASEAN, dimulai dengan penghapusan semua investasi batu bara baru dan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap pada tahun 2030 untuk negara-negara OECD, dan tahun 2040 untuk semua negara lainnya,” kata dia.
Selain itu Ia mengatakan krisis akses pangan, energi dan keuangan akan menjadi prioritas utama PBB saat bertemu dengan para pemimpin G20 di Bali mendatang.
“Saya mendorong para pemimpin G20 untuk mengadopsi stimulus SDGs yang akan memberi pemerintah negara-negara belahan bumi Selatan, investasi dan likuiditas yang mereka butuhkan, dan mempercepat keringanan utang dan restrukturisasi utang,” kata dia.
Baca juga: Sekjen PBB: ASEAN dapat jadi "jembatan" bagi Amerika Serikat-China
Baca juga: Sekjen PBB serukan Junta Militer Myanmar bebaskan tahanan politik
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022