"Kita harus memastikan bagaimana sistem pembiayaan kesehatan kita nantinya akan cukup, adil, dan bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang mulai menua," katanya dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional di Jakarta, Sabtu.
"Bukan hanya bagi orang kaya atau pegawai negeri, tapi juga bagi orang yang miskin dan juga mereka yang bekerja sendiri dan bukan merupakan bagian dari pemerintahan," kata dia dalam acara yang bertajuk "Bangkit Indonesia-ku Sehat Negeriku."
Pemerintah melakukan transformasi sistem pembiayaan kesehatan dengan memperbaiki regulasi pembiayaan kesehatan guna mewujudkan pemerataan, kemudahan akses, dan keberlanjutan alokasi pembiayaan kesehatan.
Menteri Kesehatan mengemukakan bahwa transformasi sistem pembiayaan kesehatan penting dilakukan mengingat porsi penduduk berusia tua yang membutuhkan pelayanan kesehatan berbiaya tinggi semakin banyak.
"Penduduk kita makin lama makin menua. Makin tua, biaya kesehatannya makin tinggi. Dan saya juga pernah punya orang tua, begitu sakit, berat sekali bebannya yang harus ditanggung oleh mereka dan juga harus ditanggung anak-anaknya," kata dia.
Transformasi sistem pembiayaan kesehatan merupakan satu dari enam pilar transformasi sistem kesehatan nasional, yang juga mencakup transformasi pelayanan primer, transformasi pelayanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Baca juga:
Wapres: Pembiayaan penyakit tidak menular paling membebani JKN
Kemenkes intensifkan skrining diabetes untuk efisiensi biaya rawat
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022