Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) menderita rugi bersih hingga Rp4,92 triliun pada 2005, membengkak 143,43 persen dibanding kerugian tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,02 triliun. Laporan keuangan tahunan PLN yang dipublikasikan di Jakarta Selasa menyebutkan bahwa lonjakan rugi bersih konsolidasi itu terjadi terutama akibat meningkatnya beban lain-lain bersih, sementara dari sisi operasional BUMN ini masih mampu menghasilkan laba usaha meski cenderung mengecil. Sepanjang 2005 PLN membukukan pendapatan Rp76,54 triliun, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp62,27 triliun, namun seiring dengan itu beban usaha juga naik dari Rp59,71 triliun menjadi Rp76,02 triliun sehingga laba usaha turun dari Rp2,56 triliun menjadi Rp519,72 miliar. Di sisi lain, beban lain-lain bersih perusahaan juga membengkak dari semula Rp1,12 triliun menjadi Rp2,69 triliun yang terutama bersumber dari beban bunga dan keuangan Rp4,45 triliun, kerugian kurs Rp698,64 miliar dan lain-lain Rp548,02 miliar. Melonjaknya beban usaha dan beban lain-lain itu ternyata tidak diimbangi dengan menguatnya penghasilan bunga dan bunga atas hutang pajak selisih penilaian kembali aktiva tetap yang ditanggung pemerintah. Sementara posisi kewajiban lancar PLN per 31 Desember 2005 tercatat Rp25,96 triliun meningkat dari tahun sebelumnya Rp17,19 triliun yang sebagian besar merupakan utang usaha kepada pihak ketiga, tetapi tidak didukung jumlah aktiva lancarnya yang hanya naik dari Rp12,68 triliun menjadi Rp17,66 triliun. Posisi kewajiban tidak lancar (utang jangka panjang) perusahaan listrik negara itu meningkat dari semula Rp52,25 triliun menjadi Rp55,13 triliun, sedangkan jumlah ekuitasnya turun dari Rp142,35 triliun menjadi Rp139,75 triliun dan jumlah aktivanya bertambah dari Rp211,79 triliun menjadi Rp220,84 triliun. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006