jenazah korban sudah dibawa ke kediamannya untuk dimakamkan oleh keluarga

Bandarlampung (ANTARA) - Seorang warga korban serangan gajah liar Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur dinyatakan meninggal dunia karena mengalami luka berat.

Zarkoni (44) warga Desa Tambah Dadi Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur yang diserang gajah liar dari hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), sempat dirawat di Rumah Sakit Ahmad Yani Kota Metro, namun dinyatakan meninggal dunia pada Jumat siang.

"Korban meninggal dunia di rumah sakit pukul 11.20 WIB tadi," kata Kepala Seksi II Way Bungur, Balai Taman Nasional Way Kambas Nazarudin saat dihubungi di Lampung Timur, Jumat.

Dia mengatakan jenazah korban sudah dibawa ke kediamannya untuk dimakamkan oleh keluarga.

Sebelumnya diketahui korban mengalami luka berat akibat mengalami serangan gajah liar yang keluar dari hutan TNWK.

Korban mengalami luka patah tulang kaki kiri dan patah tulang rusuk sebelah kanan.

Baca juga: Gajah Way Kambas lukai warga Desa Tambah Dadi Lampung Timur

Baca juga: Gajah liar serang warga Lampung Timur sudah kembali ke hutan

Kronologi peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (10/11) pukul 19.30 WIB, Zarkoni bersama dua temannya, bernama Sugiyanto (55) dan Saidi (45) pergi ke ladang untuk menjaga ladang dari gangguan binatang liar.

Mereka kemudian menunggu dan beristirahat di gubuk yang berlokasi di perladangan jagung. Lokasi perladangan para petani tersebut berdekatan dengan hutan TNWK.

Selanjutnya Zarkoni dan Saidi tidur di atas gubuk, sementara Sugiyanto di bawah untuk berjaga-jaga. Pada pukul 02.30 WIB, tiba-tiba satu ekor gajah liar sudah berada di dekat Sugiyanto, sehingga ia langsung berlari.

Kemudian gajah tersebut merobohkan gubuk yang saat itu tengah digunakan oleh Zarkoni dan Saidi untuk beristirahat, karena korban Zarkoni tidak sempat berlari, kemudian gajah liar tersebut menyerangnya.

Baca juga: Warga Lampung Timur tewas diserang gajah liar Way Kambas

Baca juga: Panggilan unik warga saat menggiring kawanan gajah kembali ke hutan

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi/Muklasin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022