Kita bersyukur memiliki aplikasi Biosaka sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi hasil panen padi hingga 8,9 ton per hektare di Blitar, Jawa Timur, setelah menggunakan Biosaka yang dibuat secara mandiri oleh petani.

"Mau ada climate change dan tantangan apapun ke depan, tapi pertanian kita tetap terjaga seperti pertanian di Blitar yang hebat. Kita tinggal butuh kerja keras memitigasi alam dan pupuk mengalami kelangkaan di dunia. Makanya, kita bersyukur memiliki aplikasi Biosaka sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia," kata Mentan dalam keterangan pers yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Biosaka merupakan singkatan dari "bio" yang berarti tumbuhan dan "saka" singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam. Biosaka merupakan campuran pupuk yang dibuat dari ramuan yang dibuat secara manual dengan tangan.

Biosaka terbuat dari minimal lima jenis rumput atau daun yang sehat yang dicampur air, tanpa campuran apapun hingga menjadi ramuan homogen, harmoni dan koheren lalu disemprot ke tanaman. Biosaka yang diproduksi bisa disimpan hingga lima tahun.

"Hari ini saya diajarkan petani Blitar membuat Biosaka. Bahanya dari rumput sekitar dan produksi padi di Blitar mencapai 8,9 ton per ha menggunakan Biosaka. Penggunaan Biosaka ini bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia di atas 50 persen. Ini bisa dikerjakan oleh siapa saja, termasuk ibu-ibu tani," kata dia.

Menurut Mentan, penggunaan Biosaka sangat cocok di Pulau Jawa yang unsur haranya sudah bertahun-tahun diendapkan bahan kimia. Dengan Biosaka, katanya, kesuburan tanah bisa dikembalikan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan bahwa Biosaka bukan pupuk dan juga bukan pestisida, melainkan elisitor yang berperan sebagai pemberi sinyal bagi tanaman tumbuh dan berproduksi lebih bagus, hemat pupuk kimia, meminimalkan hama penyakit, dan lahan menjadi lebih subur.

Pengaplikasian Biosaka di Blitar digagas 2019 oleh Anshar, petani muda asli Blitar yang sampai saat ini sudah memiliki lahan hingga 12.000 ha di 22 kecamatan dan mulai menyebar ke daerah lain di Indonesia.

"Satu genggam rumput diremas dicampur dengan air 5 liter cukup untuk menyemprot 3-4 ha semusim untuk padi, jagung, kedelai, singkong, sorgum, ubi, kacang, sayuran buah dan lainnya. Ramuan Biosaka efektif dalam area wilayah setempat dan terjauh radius 20 kilometer, tidak efektif diaplikasikan di wilayah lain karena pengenalan agroekosistem," kata Anshar

Manfaat ramuan Biosaka disebutkan sangat murah karena buatan sendiri, tidak ada risiko kerugian bagi petani, dan menghemat biaya pupuk kimia 50 sampai 90 persen.

Jika pada umumnya penggunaan pupuk kimia memakan biaya Rp3 juta per hektare per musim, penggunaan Biosaka bisa dihemat hingga Rp1,5 juta.

Baca juga: Mentan ajari petani Kolaka Timur buat pupuk organik Biosaka
Baca juga: Mentan Syahrul klaim stok beras aman dan tak perlu impor
Baca juga: Mentan minta industri pakan serap jagung hasil panen petani

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022