Piagam ASEAN harus menjadi dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat, termasuk situasi di Myanmar.

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan pentingnya upaya bersama mewujudkan semangat kesatuan dan sentralitas ASEAN tidak berakhir menjadi mantra kosong semata.

Menurut Jokowi, kesatuan dan sentralitas ASEAN penting dalam menavigasi organisasi kawasan itu menghadapi tantangan eksternal berupa menajamnya rivalitas kekuatan besar serta menjaga relevansi ASEAN, kepatuhan terhadap piagam ASEAN, dan penyelesaian krisis di Myanmar sebagai deretan tantangan internal.

"Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat. Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong," kata Jokowi saat menyampaikan pengantar dalam Sidang Pleno KTT Ke-40 ASEAN di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa para pemimpin ASEAN harus memaknai kesatuan dan sentralitas tersebut secara konkret karena berkenaan dengan kredibilitas dan relevansi ASEAN.

Lebih lanjut Jokowi juga menyebutkan tiga poin penting lain dalam pengantarnya, seperti mendorong untuk menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya.

Piagam ASEAN harus menjadi pegangan untuk bergerak maju. Oleh karena itu, harus diterapkan secara utuh tanpa tebang pilih.

"Piagam ASEAN harus menjadi dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat, termasuk situasi di Myanmar. Jika ASEAN gagal ambil langkah, kredibilitas ASEAN dipertaruhkan," kata Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi tegaskan seruan penghentian kekerasan di Myanmar
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan kesiapan Indonesia teruskan keketuaan ASEAN

Presiden Jokowi juga mendorong penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN sebab dalam 20 tahun ke depan tantangannya akan makin berat sehingga organisasi kawasan itu harus bisa mengambil momentum untuk berbenah dan memperkuat institusi serta kapasitas.

"Kita harus tetapkan ASEAN 2045 yang lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. ASEAN harus mampu merespons dinamika ini agar tetap relevan. Saya harap Gugus Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) dapat menyampaikan rekomendasi mengenai ASEAN 2045 dan penguatan institusi ASEAN," ujar Jokowi.

Presiden juga meminta ASEAN terus memperkuat peran dalam mewujudkan kawasan yang tangguh lewat peran aktif membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan, serta stabilitas keuangan.

"Konsep kerja sama dalam bidang-bidang tersebut harus jelas dan terus diperkuat. ASEAN harus menjadi agenda setter dalam memajukan prioritas-prioritas tersebut," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menutup pengantarnya dengan mengajak para pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat kawasan dan dunia bahwa organisasi tersebut punya peranan dan relevan.

"Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth," ujarnya.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam Sidang Pleno KTT Ke-40 ASEAN, yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022