“Untuk perempuan disarankan mengonsumsi multivitamin yang mengandung asam folat, antioksidan seperti vitamin C, vitamin D, dan nutrisi lainnya,” ucap Stella pada diskusi mengenai kehamilan berisiko tinggi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Sedangkan untuk laki-laki, Stella menyarankan untuk mengonsumsi sumber makanan atau multivitamin yang mengandung zinc untuk kesehatan sperma dan mempengaruhi terhadap pergerakan sperma, serta juga perlu untuk mencukupi vitamin C dan vitamin D.
Baca juga: Dokter: Generasi berkualitas ditentukan sejak masa kehamilan
Kualitas sel telur dan sperma yang bagus akan menjadikan embrio menempel dengan sempurna ke dinding rahim sehingga risiko terjadinya keguguran berulang maupun preeklamsia menjadi lebih rendah.
“Jangan lupa ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Saran saya tiga sampai enam bulan sebelum menikah cek laboratorium dasar seperti mengetahui apakah ada anemia, membawa genetik thalasemia atau tidak kemudian toksoplasma dan rubella itu wajib dicek dari awal,” ucap dokter RS Mitra Keluarga Kelapa Gading ini.
Ia mengatakan pemeriksaan awal sebelum menikah diperlukan agar bisa diketahui secara dini risiko yang bisa menyebabkan masalah pada kehamilan nantinya. Jika ditemukan infeksi seperti toksoplasma, ia mengatakan agar segera diobati sampai negatif karena infeksi virus ini bisa menyebabkan keguguran dan hidrosefalus pada bayi ketika lahir.
Selain itu, penting juga untuk menghindari paparan asap rokok saat hamil untuk menghindari penempelan plasenta yang tidak sempurna dan risiko stunting.
Baca juga: Dokter: Hamil usia terlalu muda berisiko preeklamsia
“Saat kita merokok ataupun menjadi perokok pasif efek sampingnya sama saja. Risiko bayi stunting, tidak berkembang, penempelan plasenta tidak sempurna, risiko preeklamsia, termasuk defect terhadap katup jantung itu bisa terjadi karena asap rokok,” ucapnya.
Efek kelainan katup jantung, kata dia, bisa diawali dengan terjadinya stunting yaitu berat bayi dalam kandungan yang di bawah rata-rata minimal saat di USG sehingga terjadi malnutrisi dan menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan karena gagal tumbuh.
“Karena makin dia besar kebutuhan nutrisi makin banyak sedangkan karena asap rokok tersebut terjadilah reaksi oksidasi sehingga plasenta tidak bisa makanan nutrisi yang bagus kepada janin, jadi si janin kelaparan pelan-pelan,” ucapnya.
Baca juga: Dokter: Siapkan kehamilan dengan gaya hidup sehat
Bayi meninggal dalam kandungan karena efek kelainan katup jantung ini bisa terjadi di trimester ketiga jika tidak kontrol secara teratur. Kelainan ini mengakibatkan jantung tidak bisa memompa sirkulasi ke janin dengan baik sehingga bisa terjadi kematian janin.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022