Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda berharap Pemerintah Indonesia mampu mengulang kesuksesan yang berhasil dicapai tahun lalu dalam upaya membebaskan sembilan WNI yang disandera di Somalia. "Tahun lalu kita berhasil membebaskan 14 WNI yang disandera di Somalia. Kami harap kali ini pun kita berhasil membebaskan sembilan WNI yang disandera kelompok bersenjata di sana," kata Menlu kepada wartawan di Gedung Departemen Luar Negeri (Deplu) Jakarta, Senin. Menurut Hassan, perwakilan Indonesia di Kenya terus berupaya melakukan kerjasama dengan perwakilan sejumlah negara lain yang warga negaranya turut menjadi sandera juga. "Banyak pekerjaan yang dilakukan di belakang layar dan Somalia bukanlah suatu daerah yang mudah dijangkau. Tetapi pihak perusahaan kapal tampaknya terus berupaya melakukan negosiasi," katanya. Pada kesempatan sebelumnya, Juru Bicara Deplu Desra Percaya mengatakan bahwa sembilan WNI yang disandera kelompok bersenjata di Somalia kini berada di Provinsi Mudug dalam keadaan selamat. "Setelah pihak perusahaan dan penyandera melakukan kontak sebanyak lima tahap, diperoleh kepastian kalau semua sandera dalam keadaan sehat, di Provinsi Mudug, Somalia," kata Desra kepada ANTARA News di Jakarta. Lebih lanjut dia mengatakan, Deplu telah bertemu dengan keluarga korban di Indonesia untuk memberitahukan hal itu, sementara itu upaya perundingan untuk memulangkan sandera dengan selamat terus berlanjut. Kesembilan WNI yang ada dalam kelompok sandera adalah Mulyadi kelahiran 16 Juli 1976, Rianto (lahir 19 Juli 1977), Nurul Iman (14 September 1981), Tarisno (19 September 1980), Wardono (4 Oktober 1980), Muh. Khujer (7 Desember 1973), Canusi (10 Februari 1984), Iswanto (12 Maret 1983), dan Mursaid (12 Desember 1979). Lebih lanjut ia mengatakan agen yang memberangkatkan ke-sembilan WNI itu adalah PT Berjaya. Pada Selasa (11/4), Perdana Menteri Somalia Ali Mohamed Gedi turut ambil bagian dalam upaya pembebasan terhadap 25 orang awak kapal berbendera Korea Selatan (Korsel) - yang sembilan di antaranya adalah WNI. PM Ali datang ke Nairobi, Kenya, untuk bertemu dengan perwakilan Korsel dan negara-negara yang warganya disandera. Aksi pembajakan kapal penangkap ikan berbendera Korsel "Dong Won 628" itu terjadi di sekitar 200km perairan Somalia pada Selasa (4/4). Menurut laporan Biro Maritim ICC Internasional, delapan orang pembajak itu menuntut uang tebusan senilai 400ribu dolar AS. Kasus seperti itu bukan pertama kali terjadi di Somalia. Pada 15 Agustus 2005, sekitar 14 warga Indonesia yang bekerja pada kapal milik perusahaan di Taiwan juga disandera oleh kelompok tertentu di Somalia. Ke-14 orang itu turut disandera bersama 33 rekannya dari negara lain yang terdiri dari 14 warga China, 12 Filipina, empat orang Vietnam, dan tiga kapten kapal yang berkebangsaan Taiwan, serta tiga kapal penangkap ikan berbendera Taiwan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006