Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menilai perhelatan G20 yang digelar di Indonesia memberikan dampak positif bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Perhelatan ini memberikan dampak positif bagi Indonesia dan khususnya bagi para pelaku UMKM Indonesia. Mengikuti pameran dengan skala internasional, memberikan wawasan baru bagaimana pelaku UMKM harus memiliki ciri khas atau keunikan dari produknya, selain menjaga kualitas produk," kata Direktur Eksektif LPEI Riyani Tirtoso dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Riyani bangga karena salah satu mitra binaan LPEI, Maharani Craft yang produknya berupa perhiasan dan kerajinan, terpilih menjadi salah satu souvenir G20 untuk para delegasi.

Dalam perhelatan G20 beberapa hari ke depan, LPEI membawa sepuluh mitra binaan yang telah melalui tahap kurasi sesuai dengan kriteria yang mengacu kepada tema yaitu Health Food and Healthy Lifestyle dari sektor usaha makanan, minuman dan fesyen.

Baca juga: LPEI pamerkan produk mitra binaan dalam pameran Road to G20

Selain mengedepankan digitalisasi, LPEI juga mendukung aspek kesetaraan gender, peran perempuan sebagai penopang ekonomi kerakyatan yang menjadi salah satu tolok ukur dalam faktor Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Mitra binaan yang melakukan showcasing produk di booth perhelatan G20 kali ini sangat mendukung peran perempuan pada proses produksinya, antara lain Humbang Kriya yang mempekerjakan 60 persen pengrajinnya perempuan, Area mempekerjakan 80 persen penjahit perempuan, CV Bali Ayu yang bergerak di bidang produk kecantikan dan Tenun & Songket Lintau Pamasihan asal dari Sumatera Barat juga mempekerjakan 100 persen perempuan atau pengrajin perempuan.

Untuk mendorong ekonomi berbasis digital, LPEI giat memberikan pelatihan dan pendampingan melalui Marketing Handholding Program (Business Matching, Market Place Global dan Pameran) kepada para pelaku UMKM berorientasi ekspor.

Kegiatan tersebut bertujuan agar para pelaku UMKM berorientasi ekspor mampu bertransformasi ke metode pemasaran digital melalui market place sehingga dapat membuka akses pasar sebagai salah satu upaya dalam pemulihan ekonomi dunia.

Hal itu selaras dengan tema besar G-20 yang saat ini sedang berlangsung yaitu Recover Together, Recover Stronger yang mengajak seluruh warga dunia untuk bekerja sama memulihkan bumi dari pandemi serta membangun dunia secara berkelanjutan. Dari Recover Together, Recover Stronger menjadi "Dari Indonesia, Dunia Pulih Bersama".

Baca juga: LPEI: TEI Ke-37 ajang UMKM mitra binaan perluas akses pasar ekspor

Dalam mendukung target tersebut, Jalur Keuangan juga berkomitmen untuk mencapai target deliverables dalam enam agenda prioritas, diantaranya adalah inklusi keuangan melalui digitalisasi dalam mendukung UMKM, perempuan, dan generasi muda.

Riyani mengatakan bahwa salah satu mandat yang diberikan Pemerintah kepada LPEI adalah program jasa konsultasi dengan target terciptanya eksportir baru. Hingga Oktober 2022, sebanyak 3.000 pelaku UMKM berorientasi ekspor telah mengikuti pelatihan dari berbagai sektor usaha dan wilayah di Indonesia.

"Sejak program ini diadakan di tahun 2015 terlihat begitu tinggi antusias pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan kami. Negara hadir melalui LPEI sebagai Special Mission Vehicle-nya Kementerian Keuangan yang memberikan edukasi, pendampingan kepada para pelaku UMKM Indonesia agar bisa naik kelas, membangun fondasi ekonomi kerakyatan yang berbasis ekspor, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, selain meningkatkan daya saing produk buatan Indonesia di pasar global," ujar Riyani.

Baca juga: LPEI dan IPB berkolaborasi perkuat ekosistem ekspor berkelanjutan

Baca juga: BSI kerja sama dengan LPEI perkuat layanan ekspor

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022