Jakarta (ANTARA) - Perusahaan sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp3,4 triliun (year to date) pada triwulan III-2022, atau mencapai 117 persen dari total pendapatan sepanjang 2021.
Direktur Utama BWPT, Henderi Djunaidi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan pendapatan perseroan meningkat sebesar 61 persen year on year (yoy). EBITDA Perseroan tercatat sebesar Rp806 miliar (ytd), naik 40 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Perseroan mencatat adanya penurunan beban bunga sebesar 23 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan rasio keuangan membaik selama dua tahun terakhir.
Baca juga: WRI: Sertifikasi ISPO penting untuk perluas pasar ekspor
Dia menjelaskan operational excellence yang dicanangkan dan yang telah dijalankan secara konsisten, ditambah dengan capex peremajaan alat berat, mesin pabrik, truk angkutan hasil panen, dan peningkatan kualitas infrastruktur secara signifikan menunjang efektivitas operasional dan produktivitas tanaman.
"Hasilnya dapat dilihat dari pertumbuhan produksi, performa operasional serta finansial," katanya memaparkan hasil pemaparan publik.
Volume penjualan CPO pada tahun kalender 2022, tambah dia, juga mengalami kenaikan 32,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Kami meyakini pertumbuhan bisnis di tahun ini akan berlanjut hingga tahun-tahun depan," ujarnya.
Baca juga: Pelaku industri sebut sektor sawit berpotensi serap tenaga kerja
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, tambah dia, perseroan berencana akan menambah pabrik di Kalimantan Timur, mengembangkan existing land bank, menerapkan operational excellence melalui mekanisasi, dan senantiasa menguatkan nilai-nilai ESG Perseroan.
Dalam strategi bisnis, perusahaan menerapkan aspek Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), sejalan dengan nilai perusahaan yang dituangkan dalam Kebijakan Keberlanjutan milik perseroan.
"Perseroan optimis dapat meneruskan tren kinerja positif, kembali mencapai double digit growth dan meraih pendapatan all time high di tahun 2022," kata Henderi.
Baca juga: Harga CPO Jambi naik, menjadi di atas Rp12.000 per kilogram
Baca juga: KPBN dorong Indonesia jadi rujukan pembentukan harga acuan CPO dunia
Pewarta: Subagyo
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022