Jakarta (ANTARA News) - Meneg BUMN Sugiharto menyatakan Pemda DKI Jakarta dipastikan akan terlibat dalam pembangunan Mass Rapid Tranportation (MRT), meski pemerintah telah membentuk konsorsium BUMN Karya dan sejumlah perusahaan swasta.
"Pada waktunya, pemerintah pusat dan Pemda DKI akan terlibat secara signifikan untuk menyelesaikan MRT tersebut," kata Sugiharto usai acara "Maulid Nabi Muhammad SAW" di lingkungan Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.
Menurut Sugiharto, pembentukan konsorsium Jakarta Metro Systems (JMS) bukan merupakan hal yang final, masih banyak yang harus dikaji dan dipelajari sehingga keterlibatan Pemda DKI sifatnya mutlak.
"Proyek ini, juga tidak akan jalan tanpa keterlibatan Pemda DKI," katanya.
Namun demikian, ujarnya, konsorsium ini harus mulai bekerja dari sekarang untuk menghitung biaya
preleminary design engineering.
Sebelumnya, 15 direksi perusahaan yang disaksikan Meneg BUMN Sugiharto (17/4), membentuk konsorsium dan berkomitmen membangun MRT sekaligus mencari pendanaan dari investor.
Ke 15 perusahaan itu, terdiri dari 10 BUMN yaitu, PT Adhi Karya
(lead consortium), PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, PT Indah Karya, PT INKA, PT LEN Industri, PT Kereta Api, dan PT Danareksa Sekuritas.
Sementara lima perusahaan swasta adalah PT Saka Adhi Prada, PT Wiratman and Associates, PT Bukaka Trans System, PT Indonesia Transit Central, dan PT Global Profex Synergy.
Ke-15 BUMN itu sepakat untuk melakukan studi agar pembangunan dapat dilakukan secara cepat dan pada jalur yang benar, dengan mendorong agar proyek itu menggunakan kandungan lokal sebanyak-banyaknya.
"Ini merupakan kumpulan para konsultan dan insinyiur lokal. Tadinya paradigmanya kita membangun dengan asing, sekarang kelihatannya apa yang ditawarkan asing lebih mahal dibanding yang ditawarkan konsorsium tersebut," kata Sugiharto.
Diketahui, pembangunan MRT dengan skema pembiayaan dari Jepang mencapai nilai sekitar 860 juta dolar AS, sedangkan yang ditawarkan konsorsium JMS hanya mencapai 550 juta dolar AS.
Sugiharto menjelaskan, untuk menindaklanjuti pembangunan proyek tersebut, dirinya melakukan kunjungan ke Cina untuk mengetahui bagaimana negara itu membangun infrastruktur jalan raya.
Sesuai
master plan akan dibangun
subway system berupa jalur kereta bawah tanah sepanjang 15,4 km (Lebak Bulus-Fatmawati-Senayan-Dukuh Atas-Bundaharan HI).
"Ini yang coba kita bandingkan. Hasilnya kelihatannya, jika dikelola dan dibangun BUMN lebih murah, dibanding kalau mengandalkan asing," katanya.
Kita melakukan perbandingkan ke Cina, ujar Sugiharto, untuk membandingkan bagaimana mereka (Cina) melakukan pembangunan jalan dalam waktu yang sedemikan cepat, dan efisien dengan memanfaatkan teknologi dari media transportasi darat.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006