Phnom Penh (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sesi Retreat KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN akan membahas masalah Myanmar dan hubungan ASEAN dengan pihak luar, termasuk tantangan eksternal yang dihadapi oleh ASEAN.

"KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN akan dilakukan dalam bentuk plenary dan retreat. Pada sesi pleno, KTT akan membahas mengenai penguatan kapasitas institusi dan efektivitas ASEAN, ujar Retno Marsudi dalam keterangan di Phnom Penh, Kamboja, Kamis.

Diharapkan para pemimpin ASEAN dapat mengambil sikap dan langkah dalam merespons situasi di Myanmar terutama tidak adanya komitmen dari militer Myanmar dalam menindaklanjuti Konsensus Lima Poin, katanya.

Retno mengatakan ASEAN sudah mengambil upaya ekstra. Hasil upaya ini hanya akan terlihat hasilnya jika ada komitmen militer Myanmar untuk menindaklanjuti Konsensus Lima Poin.

Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.

“Bola sepenuhnya ada di tangan militer Myanmar,” kata dia.

"Terlepas dari kekecewaan ASEAN terhadap tidak adanya kemajuan tindak lanjut Konsensus Lima Poin oleh militer Myanmar saya yakin ASEAN akan tetap memberikan prioritas untuk membantu rakyat Myanmar termasuk melalui bantuan kemanusiaan," katanya.

Situasi Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN.

Menurut Retno, untuk mempersiapkan Retreat para pemimpin ASEAN yang akan membahas isu Myanmar pada tanggal 11 November, para Menlu ASEAN akan bertemu lagi pada 10 November siang hari guna membahas rekomendasi. Selanjutnya akan disampaikan kepada para pemimpin ASEAN pada 11 November.

Pertemuan para menlu ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan khusus yang diselenggarakan Sekretariat ASEAN Jakarta pada 27 Oktober lalu,

Untuk pertemuan dengan mitra wicara atau dialogue partners, kata Retno, terdapat beberapa hal yang diharapkan akan dihasilkan dari pertemuan-pertemuan dengan para mitra.

Antara lain pengumuman peluncuran kemitraan strategis komprehensif ASEAN-Amerika Serikat dan saat ini Indonesia menjadi koordinator dialog ASEAN-Amerika Serikat.

“Kemudian pengumuman kemitraan strategis komprehensif ASEAN-India yang akan memfokuskan kerja sama terkait ekonomi biru, kesehatan, dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific serta kerja sama dengan organisasi sub regional di Samudera Hindia

Diharapkan terdapat kesepaktan untuk melanjutkan kerja sama pengembangan electric vehicle ecosystem dengan Amerika Serikat.

Kemudian, kita harapkan juga akan ada Joint Statement Implemensi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dengan Australia yang difokuskan pada implementasi empat prioritas di ASEAN Outlook on the Indo-Pacific termasuk engagement dengan kawasan Pasifik

“Kemudian direncanakan juga di dalam pertemuan-pertemuan dari tanggal 10 – 13 November nanti, adanya akses Ukraina terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TEC). Akses ini tentunya memiliki makna yang sangat penting,” kata Retno menambahkan.

KTT ASEAN diharapkan akan menghasilkan 100 dokumen dan beberapa dokumen sampai saat ini masih terus dinegosiasikan.


Baca juga: Presiden Jokowi tiba di Phnom Penh hadiri KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN
Baca juga: Presiden Jokowi bertolak ke Kamboja hadiri KTT ASEAN ke-40 dan ke-41
Baca juga: KTT ASEAN, Presiden Jokowi tekankan implementasi Konsensus Lima Poin

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022