Apa yang benar-benar lebih diharapkan di pasar adalah gelombang merah
New York (ANTARA) - Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena kemenangan Partai Republik dalam pemilihan paruh waktu tampak lebih moderat dari yang diperkirakan, dengan investor juga fokus pada data inflasi Kamis yang akan memberikan petunjuk tentang kenaikan suku bunga di masa mendatang.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 646,89 poin atau 1,95 persen, menjadi menetap di 32.513,94 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 79,54 poin atau 2,08 persen, menjadi berakhir di 3.748,57 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 263,02 poin atau 2,48 persen, menjadi ditutup pada 10.353,18 poin.
Sektor energi dan konsumer non-primer memimpin pasar secara luas lebih rendah.
Partai Republik masih diunggulkan untuk memenangkan kendali Dewan Perwakilan Rakyat tetapi persaingan terlalu ketat untuk menentukan mana dari dua pihak yang akan mengendalikan, dengan penampilan Demokrat yang lebih baik dari perkiraan mengurangi prospek apa yang disebut gelombang merah kemenangan Partai Republik.
"Apa yang benar-benar lebih diharapkan di pasar adalah gelombang merah," kata CEO Infrastructure Capital Management, Jay Hatfield, di New York. "Saya pikir kami berada dalam situasi unik di mana semakin banyak Partai Republik menang, semakin baik pasar. Setidaknya akan ada beberapa saham yang menguat, seperti saham pertahanan dan energi."
Baca juga: Dolar menguat, investor tunggu hasil pemilu sela AS dan data inflasi
Juga melukai sentimen, Walt Disney Co jatuh 13 persen - penurunan satu hari terbesar sejak 2001 - setelah kelas berat hiburan itu melaporkan lebih banyak kerugian dari dorongannya ke video streaming.
Tesla Inc turun 7,2 persen ke level terendah dua tahun setelah Chief Executive Elon Musk pada Selasa (8/11/2022) malam mengungkapkan bahwa dia menjual saham senilai 3,95 miliar dolar AS di pembuat kendaraan listrik beberapa hari setelah dia menutup kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk Twitter Inc.
Saham energi bersih, yang biasanya diuntungkan di bawah kepemimpinan Demokrat, menguat, dengan Invesco Solar ETF naik hampir 1,0 persen.
Penurunan Rabu (9/11/2022) di Wall Street mengakhiri reli tiga hari di mana S&P 500 telah naik hampir 3,0 persen.
Dengan hasil pemilu yang masih belum pasti, investor mengalihkan perhatian mereka ke data inflasi Oktober yang akan dirilis pada Kamis, yang dapat menjelaskan lebih lanjut apakah Fed akan melunakkan sikap agresifnya pada kenaikan suku bunga.
Baca juga: Harga emas jatuh 2,30 dolar, dipicu penguatan dolar dan ambil untung
"IHK adalah salah satu input yang lebih penting dalam hal lingkungan inflasi. Anda akan kesulitan menemukan banyak investor yang ingin bertaruh besar di depan (laporan)," kata Kepala Strategi Pasar B Riley Financial, Art Hogan.
Indeks utama menambah penurunan karena imbal hasil obligasi pemerintah naik lebih lanjut setelah lelang yang buruk dari obligasi 10-tahun oleh Departemen Keuangan AS. Imbal hasil obligasi pemerintah berbalik dan jatuh di kemudian hari.
Pedagang terpecah atas apakah Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin atau 75 basis poin pada Desember, menurut alat Fedwatch CME Group.
Investor juga khawatir tentang kesehatan bursa mata uang kripto utama FTX setelah kesepakatan untuk membelinya runtuh karena saingan yang lebih besar, Binance, mengatakan akan menarik diri dari kesepakatan tersebut.
Meta Platforms Inc melonjak sekitar 5,0 persen setelah induk Facebook itu mengatakan pihaknya memangkas 13 persen tenaga kerjanya atau lebih dari 11.000 karyawan, di salah satu PHK teknologi terbesar tahun ini.
Wendy's Co menguat 3,0 persen setelah rantai hamburger itu melaporkan penjualan dan laba kuartalan yang mengalahkan perkiraan analis.
Volume transaksi di bursa AS relatif ringan, dengan 11,6 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,8 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.
Baca juga: Harga minyak anjlok, pasar khawatir COVID China dan lonjakan stok AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022