Chicago (ANTARA) - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut, menyusul aksi ambil untung dan dolar AS berbalik menguat setelah merosot ke level terendah lebih dari satu setengah bulan minggu ini di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari Federal Reserve (Fed).

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, jatuh 2,30 dolar AS atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 1.713,70 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi di 1.725,80 dolar AS dan terendah 1.706,10 dolar AS.

Harga emas berjangka melonjak 35,5 dolar AS atau 2,11 persen menjadi 1.716,00 dolar AS pada Selasa (8/11/2022), setelah terdongkrak 3,90 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.680,50 dolar AS pada Senin (7/11/2022), dan melambung 45,70 dolar AS atau 2,8 persen menjadi 1.676,60 dolar AS pada Jumat (4/11/2022).

Dolar AS terapresiasi secara nyata pada perdagangan Rabu (9/11/2022) karena sentimen risk-off (penghindaran risiko) kembali ke pasar, mendorong permintaan untuk mata uang safe-haven dolar. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,83 persen menjadi 110,5490.

Baca juga: Emas melonjak 35,5 dolar didorong pelemahan lebih lanjut "greenback"

Dalam pidato di forum kebijakan di Zurich, Swiss, Presiden The Fed New York John Williams mengatakan Rabu (9/11/2022): "Beritanya sebagian besar bagus -- ekspektasi inflasi jangka panjang di Amerika Serikat tetap sangat stabil pada tingkat yang secara luas konsisten dengan tujuan jangka panjang FOMC." Ketidakpastian inflasi telah meningkat, "tetapi ini tampaknya tidak disebabkan oleh ekspektasi jangka panjang yang tidak tertambatkan."

Sementara itu Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan pada Rabu (9/11/2022) bahwa perjuangan Federal Reserve untuk menurunkan inflasi "dapat mengarah pada kecenderungan untuk menurun" karena kenaikan suku bunga bank sentral "ditantang" oleh tabungan konsumen yang masih tinggi, pasar tenaga kerja yang masih ketat dan masalah pasokan yang berkelanjutan.

Investor sedang menunggu data indeks harga konsumen AS Oktober yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Angka tersebut secara luas diperkirakan menunjukkan inflasi tetap tinggi pada Oktober, yang dapat melihat posisi Fed untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 17,5 sen atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada 21,327 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 17,20 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi ditutup pada 997,30 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas terdongkrak 3,90 dolar karena "greenback" melemah
Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, Indeks FTSE 100 merosot 0,14 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022