"Pemuda pemudi di Babel jangan hanya bergantung ke sektor timah, nantinya lulus SMA tidak melanjutkan kuliah dan malah mencari timah" kata dia saat menghadiri seminar transformasi digital dan peluncuran pusat inovasi dan kewirausahaan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan masyarakat harus mengubah pola pikir dengan tidak lagi bergantung ke sektor penambangan bijih timah, agar Kepulauan Bangka Belitung bisa menjadi provinsi terdepan untuk mendukung peningkatan pendapatan nasional.
"Berdasarkan data BPS angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Babel 2021 masih rendah atau hanya 15,23 persen dan kami dan pemerintah daerah (pemda) akan terus mendorong untuk meningkatkan angka partisipasi kasar tersebut," ujarnya.
Baca juga: Stafsus Presiden: Kepemimpinan teruji dalam krisis
Menurut dia, APK Perguruan Tinggi di Babel masuk posisi terendah, Papua saja daerah asalnya mencapai 40 persen.
"Hal ini tentunya membuat saya sebagai anak bangsa ikut terenyuh", katanya.
Menurut dia, beberapa langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan APK ini yaitu melaporkan dan mengadakan rapat dengan kementerian terkait, mendorong pelaksanaan program "Sama Saja" (Satu Rumah Satu Sarjana) dan mengomunikasikan semua beasiswa.
"Itu program yang bagus untuk mendorong setiap keluarga di Babel mewajibkan satu anaknya setidaknya menjadi sarjana," katanya.
Ia berharap, dengan hadirnya pusat inovasi dan kewirausahaan akan memberikan secara luas informasi beasiswa, baik dari provinsi maupun pusat, kepada anak muda di Babel.
"Peran serta sekolah dan keluarga sangat penting dalam mendorong anak-anak di Babel untuk melanjutkan pendidikan, katanya.
Baca juga: Stafsus Presiden: Ekonomi inklusif akan beri ruang pekerja disabilitas
Baca juga: Stafsus Presiden hadiri Peringatan HUT RI kenakan baju adat Papua
Baca juga: Stafsus Presiden tinjau pembangunan Ibu Kota Nusantara
Pewarta: Aprionis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022