“UNESCO menyebut Republik Indonesia sebagai negara adidaya kebudayaan. Pada bulan September kalau tidak salah, mereka juga mengadakan pertemuan internasional dan memutuskan hal yang menarik adalah kebudayaan,” kata Yusuf dalam Pameran Among Jiwo yang digelar di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Indonesia dinilai sukses pimpin diplomasi budaya untuk bumi lestari
Dalam Pameran Among Jiwo bertajuk “Retrospeksi 40 Tahun Berkarya Yusuf Susilo Hartono” yang digelar di Gedung B Museum Nasional Jakarta, Yusuf membenarkan bahwa Indonesia memang layak mendapatkan julukan tersebut karena ragam budaya dan keseniannya yang melimpah ruah.
"Sayangnya meski mendapatkan pengakuan dunia karena budayanya yang sangat beragam, penduduk Indonesia belum benar-benar bisa menggunakan kebudayaan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri ataupun mensejahterakan bangsanya lewat seni," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek: Budaya Indonesia modal besar pemulihan dunia
Menurut maestro drawing kontemporer itu, dengan banyaknya jenis budaya maupun peristiwa bersejarah yang terjadi di Tanah Air baik seperti kerusuhan pada tahun 1998 ataupun hadirnya pandemi COVID-19, setiap pihak seharusnya dapat menuangkan pemikiran ataupun perasaannya ke dalam seni.
Misalnya melalui seni lukis, puisi ataupun hal yang membuat masyarakat nyaman untuk merekam peristiwa besar itu menjadi abadi.
“Seperti Korea misalnya dengan film atau musik, Amerika juga seperti itu. Ke depan, saya berharap Indonesia betul-betul menggunakan kebudayaan sebagai jalan hidup dan kesetaraan bagi bangsa ini,” ujarnya.
Baca juga: Warga Jepang kagumi keragaman budaya Indonesia di Indonesia Day
Dengan demikian, Yusuf mengingatkan bahwa setiap orang harus mengambil bagian dari perubahan tersebut, terutama pada media yang setiap harinya menghimpun berbagai berita. Dengan ikut mengabadikan perubahan dalam hidup, maka dokumentasi kebudayaan Indonesia akan semakin kuat.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022