Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Yogi Prawira Sp.A mengatakan gangguan perilaku pada anak bisa menjadi gejala awal gangguan ginjal akut.
"Gejalanya kadang dimulai pada gangguan perilaku anak yang mungkin lebih banyak tidur, kadang ada yang nafasnya semakin cepat, setelah itu baru dia mengalami gangguan ginjal akut," ucapnya dalam media briefing Tim Gabungan Pencari Fakta Gangguan Ginjal Akut yang digelar Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Jakarta, Rabu.
Baca juga: Epidemiolog: Antidot berpengaruh menekan kasus gangguan ginjal akut
"Saat ini teman-teman dari profesi juga sudah sepakat ini mengerucut ke satu sebab utama yaitu intoksifikasi EG dan DEG," ucap Yogi.
Intoksifikasi etilon glikol dan dietilon glikol menyebabkan frekuensi buang air kecil anak menjadi berkurang drastis.
Baca juga: BPKN bentuk tim pencari fakta kasus gangguan ginjal akut
"Sebelumnya sudah jelas penyebabnya karena penyakit tertentu, ada perjalanannya. Nah ini ada sesuatu yang sifatnya tiba-tiba kemudian progresif, begitu dia kena akan memburuk dengan cepat," ucapnya.
Untuk menekan angka lonjakan kasus gangguan ginjal akut ini, pemerintah mengupayakan antidot atau obat penawar di rumah sakit rujukan untuk diberikan pada anak yang terpapar dan mengalami gejala intoksifikasi ED dan DEG.
Baca juga: IDAI-RSCM teliti etanol sebagai penawar gangguan ginjal akut
"Jadi untuk saat ini yang mana kita sangat curiga ED dan DEG itu ada kontaminan dalam sediaan sirop maka sebaiknya tidak menggunakan sediaan sirop secara bebas," ucapnya.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022