Cirebon (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengajak kiai dan santri di Cirebon, Jawa Barat, menjaga situasi negara pada tahun politik agar tidak mudah dipecah belah.
"Pada tahun politik ini jangan sampai ada perpecahan, mari jaga situasi, jangan sampai masuk dalam politik adu domba," kata Moeldoko di Cirebon, Rabu, saat memberi sambutan pada acara Tabligh Akbar Majelis Kiai dan Santri Pembangunan Cirebon.
Menurutnya, pada tahun politik ini perlu adanya kedewasaan dari semua pihak, terutama untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara karena dipastikan pada tahun politik terdapat gejolak yang menyertainya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta kiai, santri di Cirebon, dan seluruh masyarakat Indonesia agar tidak mengikuti polarisasi dan politik adu domba untuk menjaga kedaulatan negara.
Menurut Moeldoko, ketika kiai, santri, dan masyarakat masuk pada politik adu domba yang terjadi hanyalah perpecahan semata dan itu tentu tidak baik bagi kemajuan bangsa.
Baca juga: Moeldoko: Kalangan santri mampu lahirkan pemimpin tangguh di global
Baca juga: Moeldoko: Presiden konsen terhadap perkembangan UMKM
"Ketika masuk ke politik adu domba, maka negara akan ribet dan negara tidak akan maju. Untuk itu, saya berpesan agar politik adu domba itu dihindari, sekarang ini 'hoax' atau kabar bohong sungguh luar biasa. Untuk itu jangan menyerah," katanya.
Moeldoko mengatakan ketika orang-orang baik diam dan membiarkan "hoax", maka dikhawatirkan akan dirusak oleh orang-orang yang sedikit tapi vokal dalam masalah politik adu domba. Untuk itu perlu dicermati agar tidak terpolarisasi.
Ia meminta kiai dan santri untuk terus menyuarakan kedamaian agar negara ini tetap terjaga sampai kapan pun sehingga anak cucu bisa menikmati perdamaian.
"Karena ketika orang-orang baik yang jumlahnya banyak hanya diam, maka orang-orang jahat yang jumlahnya sedikit akan merajai dan merusak. Untuk itu yang besar agar menjaga situasi, jadi jangan masuk dalam politik adu domba. Mari semuanya melalui kiai dan santri, suarakan ke semua pihak terkait kedamaian," kata Moeldoko menegaskan.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022