Milenial tidak boleh diajari politik maka perkembangan Indonesia bakal lambat.

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid memandang perlu ada transformasi sistem politik di Indonesia agar generasi muda mau masuk dalam dunia politik.

Ia meyakini makin banyak anak muda masuk dalam dunia politik maka akan membuat bangsa Indonesia maju.

"Apakah sistem politik kita memungkinkan generasi milenial masuk? Saya agak pesimistis karena biaya politik di Indonesia tinggi, lalu bagaimana milenial ikut sistem tersebut," kata Jazilul dalam diskusi bertajuk Pemilih Pemula dan Potensi Kaum Muda sebagai Bonus Demografi untuk Kemajuan Bangsa di Tangerang Selatan, Rabu.

Ia menilai peran generasi muda, khususnya milenial, sangat penting untuk kemajuan bangsa Indonesia ke depan.

Menurut dia, perkembangan apa pun, titik tolaknya berasal dari politik yang menentukan arah bangsa.

"Jalur politik dianggap milenial merupakan 'jalan mewah' sehingga parpol harus cari jalur agar anak muda masuk dunia politik," ujarnya.

Jazilul juga menyoroti terkait dengan dibatasinya sosialisasi dan pendidikan politik di lembaga pendidikan dan tempat ibadah.

Ia berpendapat lembaga pendidikan seperti kampus merupakan tempat berkumpulnya generasi milenial sehingga efektif dalam memberikan sosialisasi politik.

"Kenapa generasi muda dijauhkan dari politik? Karena disebut kampus harus steril dari politik. Itu akan menjadikan politik sebagai 'barang' mewah, milenial tidak boleh diajari politik maka perkembangan Indonesia bakal lambat," katanya.

Oleh karena itu, dia menyarankan adanya revisi terhadap Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik untuk kepentingan generasi milenial agar mau masuk dalam dunia politik.

Baca juga: BKKBN: Perpres 72/2022 tekankan milenial sebagai penentu generasi emas
Baca juga: Kemenkeu: Generasi milenial berpotensi kembangkan ekonomi digital RI

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022