"Hari Pahlawan kiranya tidak hanya sekadar seremonial saja, lebih dari itu, bagaimana kita mengambil makna yang terkandung di dalamnya," kata Edward dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Pahlawan 10 November di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan pada masa lampau anak bangsa Indonesia berjuang dengan mengangkat senjata. Namun, saat kini tidak lagi, melainkan berjuang melawan berbagai permasalahan bangsa.
Permasalahan bangsa tersebut seperti kemiskinan, bencana alam, narkoba, radikalisme, intoleransi, termasuk upaya melawan dampak dari pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari dua tahun terakhir.
Baca juga: Mendaras pahlawan kehidupan
Edward mengatakan banyaknya jumlah pahlawan kesehatan yang gugur dalam mengatasi pandemi COVID-19 harus dihargai, salah satunya dengan berkontribusi pada pembangunan negeri.
"Karena kesehatan adalah aspek dalam membangun bangsa," tambahnya.
Pandemi COVID-19 berdampak pada performa kinerja setiap pegawai di Tanah Air, termasuk di lingkungan Kemenkumaham, dengan memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah (WFH). Menurut dia, kebijakan WFH itu memengaruhi penggunaan teknologi informasi hingga rasa cemas, sehingga berdampak pada hasil kerja pegawai.
Setelah melalui dampak pandemi yang cukup panjang, katanya, kini saatnya masyarakat terus menguatkan diri untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai pahlawan bagi keluarga, lingkungan kerja, dan masyarakat.
Sebagai rangkaian acara peringatan Hari Pahlawan, Kemenkumham mengadakan seminar kesehatan dengan mengusung tema "Back to Office: Jadilah Pegawai Sehat, Bugar, dan Produktif". Hal itu juga sejalan dengan tema kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yakni Recover Together Recover Stronger.
Baca juga: Wamenkumham: Menyusun KUHP tidak semudah membalikkan telapak tangan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022