Harus direkrut dan digalang anak-anak muda Indonesia yang jenius, lalu digembleng patriotismenya untuk kemajuan Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Doktor Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto mengusulkan agar Pemerintah, khususnya pemangku kepentingan sektor pertahanan untuk merekrut dan menggalang anak-anak muda yang jenius, digembleng patriotismenya untuk kemajuan Indonesia.
"Hal ini menjadi salah satu langkah strategis Indonesia yang sejalan juga dengan teori geopolitik Soekarno yang menempatkan pentingnya diplomasi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Hasto dalam sambutannya pada Seminar Nasional "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan", di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.
Hasto menjelaskan secara gamblang teori geopolitik Soekarno yang menjadi hasil penelitian dan menjadi disertasinya di Universitas Pertahanan (Unhan). Teori itu menemukan bahwa variabel politik dan sains teknologi memiliki nilai pengaruh paling signifikan jika Indonesia ingin mewujudkan cita-cita kepemimpinan Indonesia di dunia.
Variabel politik mencakup diplomasi internasional, ideologi, dan hukum. Sementara sains dan teknologi mencakup pendidikan, perwujudan kampus sebagai "city of intellect" dan penguasaan ilmu-ilmu dasar.
Berdasarkan teori geopolitik Soekarno itu dapat dibuktikan bagaimana variabel demografi, teritorial, politik, militer, sumber daya alam, koeksistensi damai, dan sains-teknologi, menjadi "instrument of national power" yang berperan penting bagi ketahanan nasional Indonesia.
Dalam konteks itu, menjadi penting bagi negara Indonesia untuk melihat anak-anak muda Indonesia saat ini sebagai sumber kekuatan utama bangsa ke depan.
"Maka sesuai dengan teori geopolitik Soekarno itu, harus direkrut dan digalang anak-anak muda Indonesia yang jenius, lalu digembleng patriotismenya untuk kemajuan Indonesia," kata Hasto.
Anak-anak muda Indonesia itu yang akan berada di garda terdepan kemajuan Indonesia dalam hal information technology (IT), nuklir, "internet of things", teknologi perkapalan, robotik, logam dan material, lingkungan hidup, pangan, energi dan ilmu-ilmu dasar.
"Para anak muda ini harus digalang rasa percaya diri pada kekuatan bangsa sendiri. Tentu dalam konteks itu pula, maka 'research and development' di Indonesia harus terus diperkuat untuk meningkatkan kapabilitas," katanya pula.
Disebutkannya, kekuatan tiga matra dan kekuatan "outer space" diperlukan apabila ada ancaman militer dari negara "aggressor" dan desain yang ada harus mampu menangkalnya sebelum memasuki kedaulatan Indonesia.
Hasto pun mengingatkan bahwa persoalan pertahanan dan bagaimana membangun postur pertahanan masa depan menentukan kelangsungan hidup bangsa.
"Dan harus selalu diingat bahwa diplomasi luar negeri dan pertahanan merupakan satu kesatuan diplomasi di dalam membangun kekuatan pertahanan negara atas cara pandang geopolitik," ujarnya.
Kekuatan pertahanan Indonesia ke depan, kata dia lagi, harus bisa melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; menghapuskan penjajahan di atas dunia; membangun persaudaraan dunia; menjaga keutuhan wilayah, keselamatan bangsa, dan kedaulatan negara, serta keutuhan NKRI; dan pertahanan menentukan survival bangsa.
"Maka kita memerlukan angkatan perang yang mampu menjalankan kelima hal pokok tersebut. Angkatan perang juga penting untuk melindungi kekayaan alam dari pencurian oleh pihak asing. Saat ini dan ke depan, dibutuhkan kebijakan strategis untuk secara progresif memperkuat kekuatan kita, baik lewat alutsista maupun penguatan instrument of national power kita," kata dosen Universitas Pertahanan itu pula.
Baca juga: Mahfud nilai persenjataan Indonesia perlu ditambah untuk pertahananBaca juga: Prabowo: Indonesia selalu terbuka dengan semua negara
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022