Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) siap mendukung penguatan potensi pangan di Jawa Barat, melalui alokasi sarana dan prasarana logistik pangan yang bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan produk.
"Sarana dan prasarana seperti peti pendingin, pembeku, mesin penyimpanan, dan mesin pengering di sentra-sentra produksi pangan ini secara umum bertujuan untuk mengamankan rantai dingin pangan agar stok terjaga," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat menghadiri Gelar Pangan Murah (GPM) dan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tahun 2022 di Kota Bandung, Jabar, Selasa.
Badan Pangan Nasional, kata Arief, sudah mengalokasikan enam fasilitas untuk wilayah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Ciamis.
"Salah satunya kita serah terimakan secara simbolis pada momentum peringatan Hari Pangan Sedunia di Jawa Barat ini," katanya.
Dalam pengalokasian kali ini, NFA menyalurkan dua unit peti pendingin dan dua unit pembeku, yang mana masing-masing satu unit untuk Kabupaten Ciamis dan Cianjur.
Selain itu, juga mengalokasikan satu unit mesin penyimpanan dan satu unit mesin pengering untuk Kabupaten Bandung.
Fasilitas tersebut kemudian akan dikelola oleh koperasi, BUMN, BUMD, atau kelompok tani, sehingga pemanfaatan dan perawatannya dapat lebih terjamin.
Pengalokasian sarana dan prasarana logistik pangan tersebut, tambah Arief, merupakan bagian dari strategi NFA dalam menajemen stok dan stabilisasi harga pangan strategis. Selain itu, langkah ini juga merupakan bagian dari upaya ekstra pengendalian inflasi pangan.
Lebih lanjut, Arief juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan untuk Pemerintah Provinsi Jabar yang telah berhasil menjaga stabilitas stok dan harga pangan di wilayahnya, sehingga turut berperan menurunkan inflasi pangan nasional.
"Salah satu aksi konkret yang telah dilakukan adalah kolaborasi Pemprov Jabar bersama NFA, Kemenhub, dan Kemendag melakukan pengiriman 200 ton beras dari Jabar ke Aceh melalui tol laut dari Pelabuhan Patimban. Pada hari ini juga kita akan lakukan pengiriman beras dari Jabar ke Sumatera," katanya.
Langkah kolaboratif melakukan mobilisasi pangan ke daerah defisit yang dilakukan Pemprov Jabar bersama NFA dan kementerian terkait ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan agar seluruh stakeholder pangan berkolaborasi membangun konektivitas melakukan mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit dalam rangka menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan nasional.
Provinsi Jabar memiliki potensi pangan yang besar dan beragam, sehingga menjadi lumbung beras nasional.
Jumlah produksi beras Jabar pada 2021 sekitar 5,2 juta ton, menjadi salah satu provinsi sentra beras terbesar.
Selain beras, Jawa Barat juga merupakan penghasil bawang merah, cabai besar, palawija serta aneka buah-buahan.
Potensi pangan yang tinggi ini harus didukung fasilitas logistik pangan dengan teknologi yang baik agar memberikan dampak signifikan terhadap ketahanan pangan dan gizi masyarakat, serta peningkatan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan setempat.
Arief mengatakan, agar memberikan dampak besar khususnya bagi penguatan gizi dan pertumbuhan ekonomi, maka dukungan sarana dan prasarana pangan dengan teknologi yang baik sangat diperlukan di sentra-sentra produksi pangan di Jabar.
"Jawa Barat merupakan salah satu lumbung pangan penting bagi Indonesia. Potensi tersebut perlu didukung oleh sarana-prasarana dengan teknologi yang memadai agar komoditas yang diproduksi dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi dan gizi masyarakat, juga bagi stabilitas dan ketahanan pangan," ujarnya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022