Supaya nanti tingkat adaptabilitas lulusan-lulusan lembaga pendidikan bagus menyesuaikan dengan dinamika perekonomian dengan struktur yang berubah dengan "landscape" pasar kerja yang juga berubah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amich Alhumami mengatakan sistem pendidikan harus mampu melahirkan lulusan yang adaptif terhadap dinamika pasar kerja.
"Supaya nanti tingkat adaptabilitas lulusan-lulusan lembaga pendidikan bagus menyesuaikan dengan dinamika perekonomian dengan struktur yang berubah dengan landscape pasar kerja yang juga berubah," katanyadalam Bincang Pembangunan Seri IX: Membangun Pendidikan Ramah dan Berkarakter Menuju Indonesia Emas 2045 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan lulusan-lulusan harus mempunyai setidaknya dua keterampilan, yakni keterampilan yang dapat ditransfer (transferable skills) dan kompetensi transformatif (transformative competencies), yang memudahkan para lulusan menjalani dunia kerja karena dapat digunakan di berbagai industri dan jalur karier, seperti berpikir kritis, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, kepemimpinan dan komunikasi.
Di samping membekali anak didik dengan berbagai keterampilan, kata dia, sistem pendidikan di Tanah Air juga menekankan pada pembangunan karakter yang bertujuan untuk memperkuat jati diri, kepribadian, mentalitas, integritas, etos, gotong royong, dan budi pekerti serta menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme peserta didik.
Ia menuturkan mentalitas dan karakter bangsa yang kuat juga menjadi kekuatan penggerak dan modal dasar pembangunan sehingga sistem pendidikan tidak hanya melengkapi peserta didik dengan keterampilan dan kemampuan tapi juga karakter yang kuat.
"Kelompok-kelompok produktif itu bisa memperkaya diri dengan pengetahuan, keterampilan sehingga nanti menjadi warga negara yang produktif dan betul-betul kompeten," ujarnya.
Pembangunan karakter, katanya, dilakukan melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, pengembangan seni, budaya dan prestasi olahraga, pendidikan kewargaan dan bela negara, pendidikan agama, pendidikan karakter dan budi pekerti, pengembangan budaya literasi, dan penguatan peran keluarga.
Berbagai institusi pendidikan juga harus bebas dari kekerasan dan perundungan sehingga mendukung anak didik bisa belajar dengan optimal dan menyenangkan, mengembangkan diri dan membentuk karakter di tiap satuan pendidikan
Menurut dia ekonomi maju dan kuat hanya bisa ditopang oleh penduduk dengan taraf pendidikan yang tinggi dan bagus termasuk status kesehatan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan inovasi menuju Indonesia Emas 2045.
Jika mampu menyiapkan generasi bangsa dengan pendidikan dan kesehatan yang baik, kata Amich Alhumami, maka mereka tidak hanya dapat mengembangkan diri secara optimal tapi juga berkontribusi bagi pembangunan dan perekonomian bangsa untuk mewujudkan Indonesia maju.
Sementara Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pendidikan karakter bagi mahasiswa di perguruan tinggi memiliki aspek yang luas, termasuk pendidikan antikorupsi, moderasi beragama, budi pekerti, toleransi, wawasan kebangsaan, dan nasionalisme.
"Lulusan perguruan tinggi tidak hanya berkompeten secara akademis, tapi juga berakhlak dan berbudi pekerti luhur," ujarnya.
Perguruan tinggi juga harus menciptakan lulusan yang relevan, dan dibutuhkan oleh industri untuk lima sampai 10 tahun ke depan, demikian Laksana Tri Handoko.
Baca juga: Wapres : Alumni Universitas Harus Mampu Ciptakan Peluang Kerja
Baca juga: Kemdikbud upayakan penyelarasan pendidikan dan dunia kerja
Baca juga: Menakertrans: Pendidikan Tak Singkron Dunia Kerja
Baca juga: Kemendibud: Pendidikan vokasi harus sesuai kebutuhan dunia kerja
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022