Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Indeks Kepercayaa Industri (IKI), guna menyajikan data terkini sektor manufaktur Indonesia.

Kenaikan inflasi, kebijakan lockdown akibat pandemi, situasi geopolitik Rusia-Ukraina, dinamika ekonomi global, penurunan harga komoditas, penurunan volume ekspor, juga kelangkaan bahan baku merupakan faktor-faktor yang berdampak pada kondisi sektor industri.

"Agar dapat mengimbangi kecepatan dinamika dan tantangan ekonomi global, Kemenperin berupaya mendapatkan informasi akurat, lengkap dan terkini terhadap kondisi sektor industri pengolahan, salah satunya melalui pembangunan Indeks Kepercayaan Industri,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Dody menyampaikan hal itu pada Kick-off dan Bimbingan Teknis Pengisian Kuisioner Indeks Kepercayaan Industri di Bandung.

Di tengah ketidakpastian perekonomian global seperti saat ini, Kemenperin memandang perlu pemantauan terhadap kondisi industri yang merupakan sektor penopang utama perekonomian nasional.

IKI merupakan indeks yang dibangun dan dirilis oleh Kemenperin pada akhir November 2022.

IKI adalah indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri manufaktur terhadap kondisi perekonomian, juga merupakan gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis enam bulan ke depan di Indonesia.

“Kemenperin menargetkan IKI dapat digunakan untuk mendiagnosa permasalahan sektor industri serta penyelesaiannya secara cepat dan tepat,” kata Sekjen.

IKI juga bisa membantu antisipasi kerugian yang lebih besar apabila terjadi permasalahan pada industri dan menggambarkan iklim usaha industri untuk dapat mengetahui prospek bisnis periode mendatang pada sektor industri di Indonesia.

Dody menjelaskan sudah ada beberapa indeks serupa yang menunjukkan kondisi sektor manufaktur, seperti Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang dirilis oleh S&P Global dan Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI).

Baca juga: Menperin: Kepercayaan diri manfaktur RI naik di tengah krisis global

Namun, menurutnya, laporan IKI akan lebih menekankan pada responden yang jumlahnya lebih besar dan mewakili semua skala usaha subsektor industri.

Beberapa keunggulan IKI adalah sifatnya yang ‘terpercaya’ karena scientifically sounds, terverifikasi sistem dan divalidasi.

"Kemudian ‘terkini’ atau dirilis pada bulan atau periode yang sama. Juga ‘terlengkap’ dengan menyajikan IKI dan analisisnya yang berasal dari pelaporan seluruh perusahaan industri di Indonesia. Terakhir IKI merupakan yang ‘terdetail’ dengan menyajikan data dari 23 jenis subsektor industri berdasarkan KBLI 2 Digit,” terangnya.

Dody melanjutkan IKI merupakan indeks perspektif yang dihitung berdasarkan tiga variabel yaitu Pesanan, Produksi, dan Persediaan.

Indeks yang bernilai lebih dari 50 akan menunjukkan kondisi industri yang ekspansif/optimis, sebaliknya indeks yang kurang dari 50 akan menunjukkan kondisi industri yang mengalami kontraksi.

Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenperin Wulan Aprilianti Permatasari menjelaskan, rangkaian kegiatan Pembangunan IKI meliputi yaitu Kick off meeting pada hari Senin, 7 November 2022 secara hibrid serta Bimbingan Teknis Pengisian Kuesioner Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada hari Selasa, 8 November 2022 secara luring.

“Kick off meeting ini ditujukan untuk menyosialisasikan Indeks Kepercayaan Industri kepada khalayak umum,” jelasnya.

Sedangkan, Bimbingan Teknis Pengisian Kuesioner IKI ditujukan selain untuk menyosialisasikan IKI juga mensosialisasikan tatacara pengisiannya khususnya kepada perusahaan industri di wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

“Selanjutnya, setelah pelaporan selesai, Kemenperin akan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) perhitungan nilai IKI dan peluncuran IKI pada akhir November 2022,” pungkas Wulan.

Baca juga: Kemenperin gandeng para ahli, siapkan Indeks Kepercayaan Industri

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022