ruang kelas pondasinya menggantungTrenggalek, Jatim (ANTARA) - Banjir bandang yang melanda wilayah pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menyebabkan gedung sekolah milik Ponpes Tarbiyatus Sholihin di Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, nyaris ambruk sehingga pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar terpaksa dihentikan.
"Kondisinya (bangunan) sudah tidak memungkinkan buat kegiatan belajar-mengajar, sehingga sementara dialihkan di sekolah lain," kata Pengasuh Pesantren Tarbiyatus Sholihin, KH. Sholihin Muthohir di Trenggalek, Senin.
Ada dua sekolah yang menggunakan gedung sekolah ini, yakni SMP Islam Tarbiyatus Sholihin dan SMK Ki Hajar Dewantara. Bangunan dua sekolah di kompleks Tarbiyatus Sholihin itu berada di dekat aliran Sungai Tawing.
Saat banjir bandang melanda desa-desa di pesisir Kecamatan Munjungan pada Jumat (4/11) dan Minggu (6/11), kuatnya aliran sungai menyebabkan air meluap dan menggerus sebagian fondasi gedung sekolah tersebut. Akibatnya, bangunan terlihat menggantung. Kendati belum sampai ambruk, beberapa tembok ruang kelas retak.
Baca juga: Pemprov Jatim hibahkan lahan untuk relokasi korban longsor Trenggalek
Baca juga: Khofifah imbau warga waspadai dampak cuaca ekstrem hingga Januari 2023
Menurut pengurus ponpes, ada lima ruang kelas yang terdampak sehingga tidak layak digunakan lagi. Rinciannya, dua ruang kelas yang biasa digunakan siswa SMK Ki Hajar Dewantoro dan tiga kelas milik SMP Islam Tarbiyatus Sholihin.
"Ada jalan dan ruang kelas pondasinya menggantung. Kondisinya benar-benar sudah tidak memungkinkan lagi," katanya.
Untuk memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan normal, pihak pesantren kemudian memindahkan siswa untuk belajar di lembaga lain sementara waktu.
Siswa di SMP Islam dan SMK Islam dipindahkan ke sekolah induk SMK Ki Hajar Dewantoro yang berjarak tiga kilometer dari pesantren.
"Untuk sementara waktu KBM hari ini masih persiapan. SMP Islam Tarbiyatus Sholihin dan SMK dipindahkan ke SMK induk jarak tempuh sekitar tiga kilometer. Konsekuensinya nanti pulang pergi (siswa) akan diantar jemput pakai mobil," terangnya.
Baca juga: Banjir dan longsor kembali terjang sejumlah wilayah di Trenggalek
Menurut pengurus ponpes, ada lima ruang kelas yang terdampak sehingga tidak layak digunakan lagi. Rinciannya, dua ruang kelas yang biasa digunakan siswa SMK Ki Hajar Dewantoro dan tiga kelas milik SMP Islam Tarbiyatus Sholihin.
"Ada jalan dan ruang kelas pondasinya menggantung. Kondisinya benar-benar sudah tidak memungkinkan lagi," katanya.
Untuk memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan normal, pihak pesantren kemudian memindahkan siswa untuk belajar di lembaga lain sementara waktu.
Siswa di SMP Islam dan SMK Islam dipindahkan ke sekolah induk SMK Ki Hajar Dewantoro yang berjarak tiga kilometer dari pesantren.
"Untuk sementara waktu KBM hari ini masih persiapan. SMP Islam Tarbiyatus Sholihin dan SMK dipindahkan ke SMK induk jarak tempuh sekitar tiga kilometer. Konsekuensinya nanti pulang pergi (siswa) akan diantar jemput pakai mobil," terangnya.
Baca juga: Banjir dan longsor kembali terjang sejumlah wilayah di Trenggalek
Baca juga: BBPJN segera kirim jembatan bailey di perbatasan Watulimo-Munjungan
Menurut Sholihin, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Camat Munjungan sudah meninjau kondisi fisik bangunan sekolah milik Ponpes Tarbiyatus Sholihin yang terdampak banjir itu.
Rencananya, lanjut dia, dalam waktu dekat akan mendatangkan alat berat karena kondisi sungai semakin melebar hingga di bawah bangunan. Pihaknya juga mengaku kesulitan untuk mengeluarkan sejumlah benda dari dalam ruang kelas.
"Kemungkinan tidak berani karena bangunan ini dua lantai tingginya, kemudian kondisi seperti itu di bawahnya," katanya.
Baca juga: Longsor akibatkan jalur selatan Trenggalek perbatasan Pacitan putus
Menurut Sholihin, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Camat Munjungan sudah meninjau kondisi fisik bangunan sekolah milik Ponpes Tarbiyatus Sholihin yang terdampak banjir itu.
Rencananya, lanjut dia, dalam waktu dekat akan mendatangkan alat berat karena kondisi sungai semakin melebar hingga di bawah bangunan. Pihaknya juga mengaku kesulitan untuk mengeluarkan sejumlah benda dari dalam ruang kelas.
"Kemungkinan tidak berani karena bangunan ini dua lantai tingginya, kemudian kondisi seperti itu di bawahnya," katanya.
Baca juga: Longsor akibatkan jalur selatan Trenggalek perbatasan Pacitan putus
Baca juga: Mensos dirikan empat lumbung sosial tangani bencana di Trenggalek
Baca juga: Petugas dan warga bersihkan sisa material banjir-longsor di Trenggalek
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022