Jakarta (ANTARA) - Duta Arsip Rieke Dyah Pitaloka mengatakan bahwa Arsip Nasional bisa jadi solusi persoalan dunia salah satunya seperti yang tertuang dalam arsip Bandung-Beograd-Havana.

"Semangat Bandung-Beograd-Havana yang tersimpan dalam arsip adalah petunjuk perjalanan ke masa depan bagi bangsa-bangsa. Arsip itu merupakan petunjuk untuk menjawab berbagai persoalan dunia," kata Rieke Diah Pitaloka usai menjadi pembicara pada acara Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective di Gedung ANRI, Jakarta, Senin.

Rieke juga mengatakan bahwa arsip membentangkan perjalanan peradaban dunia.

Pada tahun 1966, kata dia, diadakan konferensi di Havana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung dan KTT Non-Blok Pertama 1961 di Beograd.

"Saya mendapatkan petunjuk penting dalam arsip berusia 61 tahun, tepatnya arsip Pidato Bung Karno pada saat kembali dari Beograd, 21 September 1961. Dalam arsip tersebut Bung Karno mengatakan, Konferensi Beograd merupakan konferensi dari negara-negara yang menyatakan dirinya 'Non-Blok'," katanya,

Rieke juga mengatakan bahwa Presiden Soekarno selalu mengedepankan misi perdamaian dan keadilan dalam perjalanan politiknya.

"Karenanya, Konferensi Bandung-Belgrade-Havana In Global History and Perspective ini, memiliki keterkaitan dengan Konferensi Asia Afrika," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa Konferensi Asia Afrika Tahun 1955 diikuti oleh 200 delegasi, yang berasal dari 29 negara, menghasilkan sebuah komunike akhir, yakni Dasa Sila Bandung, yang sangat inspiratif dan menjadi tonggak sejarah dunia.

Menurut dia, semangat Konferensi Asia Afrika 1955, semangat KTT Non-Blok di Beograd 1961, tetap relevan, aktual, dan vital.

ANRI menjadi tuan rumah penyelenggaraan rangkaian Konferensi Internasional Bandung-Beograd-Havana in Global History and Perspective yang digelar secara daring dan luring di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Gedung C, lantai 2, ANRI pada 6-7 November 2022.

Setelah melaksanakan konferensi di Jakarta, delegasi yang berasal dari 40 negara ini akan melanjutkan konferensi di Bandung yang digelar oleh Universitas Padjadjaran.

Sementara itu, Kepala ANRI Imam Gunarto menyampaikan eksistensi Indonesia dalam perhelatan momen penting berskala internasional ini tak lepas atas peran Indonesia pada masa lalu, seperti pada saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang dilanjutkan dengan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Nonblok.

"Oleh karenanya, penyelenggaraan konferensi masih sangat relevan dengan kondisi saat ini," katanya.

 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022