Pulau Samso di Denmark memiliki karakteristik yang sama dengan NTB, di mana masyarakatnya berbasis agraris. Saat ini capaian energi terbarukan di NTB mencapai 19 persen

Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Sitti Rohmi Djalilah melakukan studi energi baru terbarukan di Pulau Samso, Denmark.

"Tiba di Pulau Samso, tanda-tanda transisi energi terbarukan telah nampak dengan pemandangan 10 turbin angin lepas pantai sejajar yang memanjang ke selatan pulau," katanya saat memimpin delegasi NTB mengunjungi Energy Academy di Pulau Samso, Denmark dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Senin.

Ia menilai Pulau Samso di Denmark memiliki karakteristik yang sama dengan NTB, di mana masyarakatnya berbasis agraris. Saat ini capaian energi terbarukan di NTB mencapai 19 persen.

"Upaya yang dilakukan sudah 'on the track'. Pelaksanaan transisi energi dilakukan dengan menyesuaikan potensi dan melibatkan warga setempat," katanya.

Menurut Wagub edukasi berperan penting untuk menyamakan pemahaman dan meyakinkan semua pihak terkait manfaat energi terbarukan, baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan.

"Pertumbuhan ekonomi dapat diraih tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan," kata Sitti Rohmi Djalilah .

Sementara itu Profesor Studi Lingkungan yang menonjol karena antusiasme dan dedikasi-nya terhadap energi terbarukan di Denmark, Sorean Harmensen menyatakan tentu tidak mudah untuk memulai transisi energi di Pulau Samso.

Ia menjelaskan, awal tahun 1970-an merupakan tantangan utama untuk meyakinkan penduduk pulau yang sebagian besar enggan dan terpecah konflik kepentingan.

Ditunjuk sebagai manajer proyek, ia mengadakan pertemuan informal yang dihadiri oleh sebagian besar warga dan berdasarkan argumen ekonominya, ia pun berhasil meyakinkan penduduk tentang manfaat energi terbarukan.

Menurut Soren Harmensen pendekatan dari bawah ke atas (bottom up) sangat penting dan tidak seharusnya pemerintah atau perusahaan memaksakan teknologi kepada warga, bahwa pendekatan sosial jauh lebih baik daripada teknologi.

Saat ini, Pulau Samso telah menghasilkan sekitar 140 persen listrik jauh melebihi kebutuhan-nya, sehingga kelebihannya dapat diekspor ke daratan lain di Denmark.

Sekitar 70 persen kebutuhan minyak bumi untuk kebutuhan air panas warga sudah digantikan oleh kayu, jerami dan surya.

Secara internasional, Pulau Samso juga dikenal sebagai pulau energi berkelanjutan dan pusat studi yang telah dikunjungi oleh banyak delegasi dari seluruh dunia, demikian Soren Harmensen.
​​​​​​​
Baca juga: NTB jajaki kerja sama energi terbarukan bersama Denmark

Baca juga: Gubenur NTT ajak Bali-NTB duduk bersama rancang pengembangan EBT

Baca juga: PLN operasikan PLTS Sambelia di Lombok Timur

Baca juga: ESDM - NTB kerja sama kembangkan bahan bakar nabati sorgum

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022