Jakarta (ANTARA News) - Seorang arkeolog mengatakan lahar panas dari letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 telah menguburkan tiga kerajaan di Pulau Sumbawa. Letusan gunung yang terletak di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat itu tercatat paling dahsyat dalam sejarah dunia, kata arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Bambang Budi Utomo di Jakarta, Sabtu. "Kerajaan yang terkubur itu adalah Tambora, Pekat dan Sanggar," kata Budi Utomo dalam seminar memperingati satu abad letusan Tambora: "Menguak Misteri Mengurai Sejarah Peradaban Tambora" di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Letusan Gunung Tambora yang menewaskan sedikitnya 92 ribu jiwa di Sumbawa itu mengubur ketiga kerajaan tersebut sedalam dua sampai tiga meter di bawah endapan materi letusannya. "Penduduk lokal di barat gunung itu menemukan benda-benda kuno dan vulkanolog asal Rhode Island University AS Haraldur Sigurdsson kemudian menggali bebatuan dan abu vulkanik hingga tiga meter dan menemukan sisa permukiman, pecahan tembikar dan kayu yang telah menjadi arang (terkarbonisasi)," katanya. "Namun kerajaan yang hilang itu jangan dibayangkan sebagai kerajaan besar seperti Pompey, bahkan juga tak sepadan jika dibandingkan dengan Majapahit," katanya. Sementara itu, peneliti pada Pusat Vulkanologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Igan S Sutawijaya mengatakan, letusan Gunung Tambora sangat dahsyat, menyemburkan asap setinggi 33 - 43 km dengan volume materi mencapai 150 km3 abu dan 25km3 awan panas. "Letusan Krakatau yang fenomenal itu hanya setinggi 100 meter dengan volume materi yang disemburkan 41km3. Namun karena meletusnya lebih baru, tahun 1883, maka orang lebih ingat, lebih populer dibanding Tambora," katanya. Dentuman letusan Gunung Tambora terdengar hingga 2.600 km, abu mencapai jarak 1.300 km dan menyebabkan endapan aliran piroklastik (awan panas) setebal 7-20m di area ratusan km2 dengan volume endapan 5,7km3. "Tambora menimbulkan gelombang tsunami satu sampai empat meter sepanjang pantai sejauh 1.200km. Tsunaminya juga sampai di Maluku dengan tinggi gelombang dua meter," katanya. Letusan Gunung Tambora juga menyebabkan area di radius 600km menjadi gelap selama tiga hari, bagian utara belahan bumi mengalami penurunan suhu 0,4-0,7 derajat Celcius dan membuat Eropa dan Kanada kehilangan musim panas selama setahun. Tinggi puncak Tambora sebelum letusan mencapai 4.300m di atas permukaan laut, tetapi saat ini puncak tertingginya hanya 2.850m dengan garis tengah 60km dan kaldera (kawah) bergaris tengah 7km dengan kedalaman 1.100m yang merupakan kaldera terdalam di dunia. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006