Jakarta (ANTARA News) - Dua kandidat Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) Ade Daud Nasution dan Djafar Badjeber akhirnya berkoalisi untuk merebut pimpinan puncak partai itu dalam Muktamar Islah yang berlangsung di Bali mulai Sabtu (22/4) malam dan akan berlangsung hingga Senin (24/4). Hal tersebut disampaikan oleh Ade Daud Nasution kepada wartawan di Sanur, Sabtu siang. Selain menyatakan telah berkoalisi dengan Djafar Badjeber, ia juga mengatakan, dalam kesepakatan koalisi tersebut telah dicapai kata sepakat bahwa Ade akan maju sebagai calon Ketua Umum sementara Djafar akan maju sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen). Meski demikian, deklarasi koalisi kedua politikus itu baru akan dilakukan setelah pembukaan muktamar Sabtu malam yang dijadwalkan akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang rencananya tiba di tanah air Sabtu sore setelah melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina. "Gabungan saya dengan Pak Djafar itu merupakan pasangan makro politik dan mikro politik. Saya berada di makro sementara mikro menjadi urusan Pak Djafar," ujarnya. Ketika disinggung tentang dukungan dari peserta Muktamar, Ade menyatakan ia enggan mengklaim, meski demikian diakuinya telah terjadi pertemuan dengan sebagian besar peserta Muktamar tersebut, bahkan pendukung pasangan itu memberi julukan "Dwi Tunggal". Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Cabang PBR Luwuk Timur Sulawesi Selatan Andi Baso menyatakan pihaknya menyambut baik pasangan itu yang dianggap merupakan poros tengah dari persaingan yang cukup kental antara Zaenal Ma`arif dengan Bursah Zarnubi. Andi Baso menegaskan yang penting baginya adalah Ketua Umum nantinya harus berani melakukan kontrak politik dengan jajaran pengurus di bawahnya, selain kesediaan untuk mengurus partai juga diperlukan perhatian masalah finansial. "Jadi yang penting bagi kami bukan siapa orangnya tapi beranikah para kandidat itu melakukan kontrak politik, jangan seperti sekarang, saat ini seakan-akan pusat terkesan tidak peduli dengan jajaran di bawahnya," kata Andi. Menanggapi keluhan DPC Luwuk Timur tersebut, Ade menyatakan pihaknya berkomitmen untuk menyediakan waktu yaitu Jum`at dan Sabtu, khusus untuk partai. Perang Spanduk Menjelang pembukaan Muktamar PBR yang berlangsung di Hotel Inna Grand Beach Sanur Bali tersebut, tampak perang spanduk antara kandidat Ketua Umum PBR. Hal itu tercermin dari ratusan spanduk yang terpasang di sepanjang jalan dari Bandara Ngurah Rai Denpasar hingga kawasan Sanur. Muktamar itu rencananya akan dihadiri oleh perwakilan dari 33 Dewan Pimpinan Wilayah PBR, 413 Dewan Pimpinan Cabang PBR dan perwakilan organisasi otonom seperti organisasi perempuan dan pemuda PBR. Sempat terjadi kericuhan di lokasi daftar ulang peserta tadi siang karena ada sejumlah perwakilan DPC yang tidak membawa undangan, sementara panitia mensyaratkan undangan bagi masing-masing DPC harus dibawa. Walaupun terjadi perdebatan keras dan aksi dorong, namun tidak terjadi hal-hal yang bersifat destruktif. Setiap DPW diwakili oleh lima orang sementara DPC diwakili oleh dua orang, sementara organisasi otonom yaitu organisasi perempuan dan pemuda PBR diwakili oleh dua orang. Hingga saat belum ditentukan apakah sistem pemilihan Ketua Umum dilakukan dua putaran atau satu putaran. Demikian juga dengan sistem suara apakah satu orang satu suara atau satu kontingen satu suara.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006