Jakarta (ANTARA) - PT DAHANA melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan LAHAB-EDGE GROUP, tentang penjajakan kerjasama untuk investasi bersama dalam pembangunan Pabrik TNT di area Energetic Material Center (EMC) DAHANA. Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan DAHANA, Suhendra Yusuf RPN dan CEO LAHAB, Arafat Al Yafei pada gelaran Indo Defence Expo & Forum, Jumat, 4 November 2022.
Suhendra menuturkan, sebagai bagian dari DEFEND ID yang bertugas untuk mewujudkan kemandirian Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) nasional serta menjadi pemain dalam rantai pasok industri pertahanan global, DAHANA berupaya untuk menjalin kerjasama strategis dengan Lahab-EDGE Group.
“Kami berharap MoU ini dapat ditindaklanjuti dan diwujudkan guna meningkatkan kapabilitas dan kapasitas masing-masing perusahaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Al Yafei mengatakan bahwa kesepakatan LAHAB dengan Dahana adalah contoh sempurna dari dua perusahaan yang sangat ahli di bidangnya yang bergandeng tangan untuk mengeksplorasi sinergi dan peluang bersama yang memuluskan jalan untuk mengembangkan kemampuan individu dan kedaulatan melalui kemitraan.
"Dengan kekuatan unik ini, kami dapat memainkan peran strategis dalam memperkuat hubungan ekonomi dan keamanan di antara kedua negara, seraya terus mengupayakan kemajuan teknologi untuk terciptanya layanan dan solusi unggul yang kami tawarkan kepada pelanggan kami baik di sektor pertahanan maupun komersial, sambil meminimalkan potensi gangguan," terang Al Yafei.
Rencananya, Lahab – EDGE akan membangun Pabrik TNT di Kawasan Energetic Material Center PT DAHANA yang berlokasi di Subang. Selain itu, DAHANA beserta Lahab juga melakukan penjajakan kerjasama dalam produksi propelan dan RDX. Sebelumnya, DEFEND ID telah menandatangani Perjanjian Kerahasiaan pada Agustus tahun lalu, dan Perjanjian Induk dengan EDGE Group pada Januari 2022 untuk melakukan kerjasama dan evaluasi potensi kemitraan strategis dalam usaha bersama, investasi bersama, dan penjajakan peluang kerjasama lainnya.
Suhendra juga menambahkan, TNT, Propelan dan RDX merupakan energetics material yang memiliki nilai strategis untuk mendukung kemandirian pertahanan. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri untuk material tersebut saat ini masih dilakukan melalui impor yang sangat rawan terhadap embargo dari negara lain.
Selain sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan peledak sektor pertahanan, ketiga material tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan peledak sektor komersil (untuk pertambangan). Oleh karenanya, untuk mencapai skala ekonomi, dalam pengembangannya akan diterapkan konsep dual use of technology.
“Perkembangan geopolitik dunia saat ini menyebabkan terjadinya disrupsi pada supply chain di mana energetics material menjadi langka, hal ini tentu saja dapat mengganggu pertahanan dan keamanan. Oleh karenanya upaya-upaya penciptaan kemandirian memiliki nilai yang sangat penting dan strategis,” pungkasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022