Beijing (ANTARA) - Perdana Menteri Pakistan Shebaz Sharif memulai lawatan resmi pertamanya ke China pada Selasa (1/11), menjadi salah satu pemimpin asing pertama yang mengunjungi China setelah Kongres Nasional Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) ke-20.
Sharif pertama kali berkunjung ke China pada 1981 dan sejak itu menyaksikan transformasi luar biasa negara itu dalam banyak kunjungan selanjutnya.
"Anda nyaris tidak dapat menemukan satu mobil pun di jalanan, (hanya) bus dan sepeda pada 1981," katanya. "Dan selama bertahun-tahun seluruh negara itu bertransformasi dan menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia. Ini sebuah keajaiban."
"Saya rasa itu terjadi berkat dedikasi dan kepemimpinan visioner CPC. Para pemimpinnya, visi, dan pengorbanannya," katanya.
Kongres Nasional CPC ke-20 menyampaikan pesan yang sangat kuat ke seluruh dunia bahwa China berdiri dengan kesinambungan dan stabilitas serta hidup berdampingan secara damai, kata sang PM.
Menyoroti keberhasilan China dalam memberantas kemiskinan absolut, memberikan kesempatan kerja yang lebih baik, serta meningkatkan pendidikan dan perawatan kesehatan, Sharif mengatakan terpilihnya kembali Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC penting tidak hanya bagi rakyat China, tetapi juga negara-negara sahabat dan bahkan secara global.
"Hari ini di bawah kepemimpinan Presiden Xi, China adalah sebuah negara yang jika tanpa eksistensinya maka dunia tidak dapat bergerak. Ini adalah pencapaian yang luar biasa," ujarnya, seraya menjelaskan bahwa Pakistan sedang mencoba belajar dari China.
Sharif mengatakan dia tidak ragu bahwa China akan tumbuh dan maju dengan pesat, dan hubungan persahabatan Pakistan-China akan semakin dalam dan kuat.
Pakistan dan China menikmati persahabatan yang "belum pernah terjadi sebelumnya dan unik", atau Persaudaraan Tangguh, selama tujuh dekade sejak pembentukan hubungan diplomatik. Kedua negara mempromosikan hubungan atas dasar saling percaya, menghormati, dan kerja sama, imbuhnya.
Sharif memuji Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor/CPEC) sebagai faktor yang menentukan dalam mengubah sektor listrik, energi, infrastruktur, dan transportasi umum Pakistan. Sharif sendiri diberi tugas untuk mengimplementasikan beberapa proyek energi CPEC dan Lahore Orange Line, layanan kereta metro pertama di negara itu.
"Saya harus memberi tahu Anda dengan rasa puas bahwa proyek-proyek energi CPEC ini berhasil diselesaikan dan dioperasikan lebih cepat daripada yang diperkirakan China. Inilah yang kami sebut 'kecepatan Pakistan'," kata sang PM, merujuk pada "kecepatan Shenzhen" di China.
"Itulah arti persaudaraan, kerja sama, dan persahabatan ini," kata Sharif, berharap CPEC akan melangkah ke fase berikutnya untuk mempromosikan pertanian, teknologi modern, dan industri teknologi informasi (TI).
Sharif mengatakan dia mendukung Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) dan Inisiatif Keamanan Global (Global Security Initiative/GSI) yang diusulkan China sebagai sebuah visi luar biasa untuk mempromosikan harmoni dan koeksistensi damai antara negara-negara dan masyarakat.
Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022