Cebu, Pilipina (ANTARA News) - Pilipina dan gerilyawan Kubu Pembebasan Bangsa Moro (MILF) mengharapkan menandatangani naskah perjanjian ahir tahun ini sesudah terjadi terobosan dalam perundingan atas tanah ulayat, kata ketua perunding pemerintah hari Jumat. Perundingan perdamaian antara MILF dan pemerintah bergerak maju pada tahap penting dan hati-hati," kata jururunding Jesus Dureza pada acara antarbangsa di Cebu seperti dikutip kantor-kantor berita internasional. Hasil ahirnya harus merupakan penyelesaian untuk mengahiri 28 tahun pemberontakan untuk membentuk negara terpisah di wilayah Mindanao, Pilipina selatan, katanya. "Tentang hak ulayat, unsur kesepakatan utama sudah dicapai dalam hal rancangan, wilayah, tata kelola sumberdaya dan pemerintahan," katanya. "Naskah sementara kesepakatan atas unsur itu diperkirakan segera ditandatangani," tambah Dureza. Tanah ulayat merujuk pada pertanian bersama, yang berada di bawah kepemilikan negara sebelum Spanyol menjajah kepulauan Pilipina pada abad ke-16. MILF menyatakan ranah itu wilayah asli mereka dan mereka harus mempertahankan kepemilikan dan sumberdaya alamnya. Rincian cara menentukan tanah ulayat dan berbagi serta mengelolanya merupakan satu dari masalah pelik bagi kedua pihak. Dureza menyatakan kedua pihak mencari kemungkinan baik sebelum perundingan perdamaian dengan tuan rumah Malaysia, yang direncanakan berlanjut bulan mendatang. Ia menyatakan Manila menyambut kesediaan MILF untuk memutuskan hubungan dengan kelompok Jemaah Islamiyah, yang dituding sebagai kepanjangan tangan Alqaida di Asia tenggara dan dituduh melakukan serangkaian serangan maut di negeri itu. "Kami memercayai kepemimpinan MILF," kata Dureza, dengan menekankan bahwa mereka telah bersikap dalam menangani teroris.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006