Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) Vaksin InaVac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia untuk penggunaan dosis pertama dan kedua atau primer.
"Dengan penuh rasa syukur, hari ini BPOM mengumumkan adanya persetujuan penggunaan EUA vaksin COVID-19 produksi dalam negeri dengan nama InaVac, sebagai salah satu Vaksin Merah Putih," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam konferensi pers Penerbitan EUA Vaksin Primer InaVac di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan vaksin berplatform inactivated virus dikembangkan oleh peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) serta diproduksi oleh PT Biotis di fasilitas produksi yang berdomisili di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Vaksin primer InaVac disetujui untuk menstimulasi imunitas tubuh terhadap SARS-CoV-2 untuk pencegahan COVID-19 pada orang berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: BPOM terbitkan EUA Vaksin IndoVac untuk dosis penguat
Baca juga: BPOM perkirakan EUA Vaksin InaVac terbit awal Oktober 2022
Vaksin tersebut diberikan untuk dua dosis suntikan berinterval per suntikan selama 28 hari dengan efikasi yang setara dengan Vaksin CoronaVac.
Menurut Penny, Vaksin InaVac telah diuji dengan sejumlah varian terbaru virus Corona.
"Industri farmasi sudah berkomitmen memenuhi mutu dan dengan disetujuinya EUA vaksin InaVac atas nama PT Biotis untuk vaksinasi primer, maka sudah mulai mendukung kemandirian vaksin COVID-19 dalam negeri," katanya.
BPOM mengapresiasi Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) atas kerja sama dalam penelitian vaksin InaVac untuk digunakan masyarakat.
Menurut Penny produksi vaksin primer InaVac sudah berjalan dan akan dirangkai dengan peluncuran perdana untuk digunakan masyarakat dalam waktu dekat.
"Proses distribusinya ada di Kementerian Kesehatan karena akan ada pembelian dan pengadaan vaksin InaVac oleh pemerintah," katanya.
Pada acara yang sama, Peneliti Unair Prof Fedix Abdul Rantam mengatakan hasil uji dosis primer InaVac pada varian terbaru SARS-CoV-2 dengan hasil mempunyai kemampuan bagus dan memiliki perlindungan tinggi.
"Kami percaya vaksin ini memiliki kemampuan bagus menetralisir infeksi mulai dari virus awal sampai pada yang terbaru," katanya.
Menurut Fedix, varian terbaru saat ini yakni XBB dan XBC memiliki gejala yang ringan. "Dengan perbandingan menggunakan varian Delta yang ganas netralisasi tes hasilnya baik," katanya.
Direktur PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman mengatakan produksi untuk tahap dosis primer InaVac mencapai 5 juta dosis hingga akhir 2022.
"Ekspektasi dari Kemenkes pada November 2022 harus sudah bisa dipakai, karena stok vaksin di dalam negeri saat ini terbatas," katanya.*
Baca juga: BPOM: Vaksin COVID-19 AWcorna peluang Indonesia kembangkan mRNA
Baca juga: BPOM pastikan seluruh vaksin COVID-19 produksi dalam negeri halal
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022