"Ini kan karya anak muda, berpotensi mensubtitusi terigu, menyerap hasil pertanian rakyat. Kita harus dukung ramai-ramai," kata Mendag di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Mendag saat menghadiri Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Pendopo Dipayuda Adigraha, Banjarnegara.
Mendag menyampaikan, tepung mocaf saat ini dibanderol dengan harga Rp15.000 per kilogram (kg), lebih tinggi dari harga tepung terigu yakni Rp10.880 per kg.
Dengan rencana pemberian subsidi, Mendag menyampaikan bahwa harga yang sampai ke konsumen akan menjadi Rp12.000, sementara pemerintah pusat dan daerah akan mensubsidi selisih harga sebesar Rp3.000 per kg.
"Jadi mungkin akan dijual seharga Rp12.000, kemudian Rp3.000 nya subsidi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah," ujar Zulkifli.
Pada kesempatan tersebut, Mendag juga turut meresmikan Rumah Mocaf di Banjarnegara dan menyaksikan penobatan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk penyajian kudapan berbahan dasar tepung mocaf terbanyak, yakni 20.000 paket.
"Hari ini saya berbahagia karena penobatan rekor MURI ini untuk tepung mocaf. Ini memberi contoh kepada kita bahwa seberat apapun sesulit apapun, kita bisa sukses, kuncinya adalah kolaborasi," kata Zulkifli.
Adapun pencapaian tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah Banjarnegara, Bank Indonesia, dan masyarakat setempat.
Kemudian, Mendag memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dampak inflasi atas kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan memantau pameran produk-produk yang terbuat dari tepung mocaf, mulai dari biskuit, mie ayam, hingga aneka keripik di tempat yang sama.
Selain itu, Mendag juga melakukan pelepasan ekspor mocaf ke Turki, dan berharap produk asli Indonesia tersebut dapat semakin dikenal dunia.
Baca juga: Banjarnegara ekspor 45 ton mocaf ke Turki
Baca juga: Singkong yang dianggap makanan marginal kini banyak dicari
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022