Jakarta (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Yogyakarta telah mengumpulkan seluruh perwakilan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk menerapkan dan meningkatkan pemakaian Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil).
“Setelah Elsimil diluncurkan di Bantul, Yogyakarta pada Maret 2022, Kemenag Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menerbitkan surat edaran ke seluruh jajaran KUA untuk memastikan para calon pengantin terdaftar di Elsimil,” kata Kepala Kanwil Kemenag DIY H. Masmin Afif dalam keterangan tertulis BKKBN di Jakarta, Jumat.
Kegiatan yang dilakukan Kemenag bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu, digelar pada Kamis (3/11) di Aula Kantor Kanwil Kemenag Kawasan Semaki, Yogyakarta.
Sebanyak 78 KUA dikumpulkan guna sosialisasi, evaluasi dan meningkatkan penggunaan Elsimil pada seluruh pasangan calon pengantin. Disebutkan jika aplikasi berbasis android itu, ditujukan bagi para calon pengantin agar data-data dasar kondisi fisik dan kesehatan dapat dimasukkan dan diolah oleh aplikasi.
Baca juga: BKKBN: TPK kawal kesehatan calon pengantin lewat Aplikasi Elsimil
Baca juga: BKKBN jangkau daerah terpencil bangun digitalisasi cegah stunting
Tujuannya adalah menghasilkan kesimpulan apakah calon pengantin tersebut ideal atau belum ideal untuk hamil dan melahirkan. Bila belum ideal, perkawinan tersebut tetap dapat dilaksanakan namun disarankan untuk menunda kehamilan sampai upaya perbaikan kondisi kesehatan berhasil mencapai kondisi ideal untuk hamil.
Menurut Masmin, Elsimil yang diluncurkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Kabupaten Bantul pada Maret 2022 lalu tersebut, memperkuat pencegahan stunting bersama-sama.
“Di sinilah kontribusi KUA berperan, dengan output penghilangan risiko stunting pada anak yang akan dilahirkan, maka penggalakan registrasi Elsimil ini sejalan dengan program kita, Program Keluarga Sakinah” kata Masmin.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin mengatakan Elsimil merupakan salah satu infrastruktur yang dibangun BKKBN untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting Indonesia dari yang 24,4 persen di tahun 2021, menjadi 14 persen di tahun 2024.
“Selain Elsimil sebagai alat, juga disiapkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) secara berjenjang sampai tingkat desa atau kalurahan. Di samping itu di setiap desa dibentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang jumlah tim mengikuti jumlah penduduk,” kata Shodiqin.*
Baca juga: Kemenkes: e-PPGBM bantu audit kasus stunting berjalan maksimal
Baca juga: BKKBN: Pemberian air gula hanya akan turunkan nafsu makan anak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022