Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia Global Compact Network (IGCN) Josephine Satyono mengajak berbagai perusahaan atau korporasi di Indonesia menerapkan strategi bisnis berkelanjutan melalui prinsip-prinsip UN (United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa) Global Compact.

“Bisnis kalau mau berkontribusi (terapkan bisnis berkelanjutan) harus bisnis yang bertanggung jawab, tapi tidak melulu bicara tentang profit melulu, ke depan itu keseimbangan yang kemudian menyebabkan keberlangsungan bisnis jangka panjang. Jadi itu yang dilihat para CEO dunia,” ujarnya dalam Sesi Kopi sore di Jakarta, Kamis.

Melalui prinsip-prinsip UN Global Compact yang terdiri dari empat pilar yakni Hak Asasi Manusia (HAM), tenaga kerja, lingkungan serta anti korupsi yang diharapkan sektor bisnis dapat berperan serta dalam mempercepat dan meningkatkan dampak kolektif global bisnis, serta mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Forum B20 hasilkan warisan program bisnis berkelanjutan

Hingga kini, terdapat sejumlah sektor yang telah berkomitmen mendukung penerapan prinsip tersebut diantaranya adalah perusahaan dan usaha kecil menengah (UKM) sebanyak 82, 7 anak perusahaan, LSM/NGO sebanyak 26 dan 9 akademisi.

Sementara itu, ujar dia, dari sektor industri, terdapat sejumlah perusahaan yang telah berkomitmen yang terdiri dari industri ban, petrokimia, konstruksi, kehutanan, energi, hingga perangkat lunak dan layanan komputer.

IGCN merupakan jaringan lokal UN Global Compact di Indonesia yang bertugas memfasilitasi dialog perusahaan lokal maupun asing terkait penerapan prinsip-prinsip Global Compact serta membantu menciptakan peluang kerja sama melalui pelibatan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders).

Baca juga: Pembangunan bisnis berkelanjutan butuh partisipasi perempuan
Baca juga: Pertamina perkuat aspek ESG untuk menciptakan bisnis berkelanjutan
Baca juga: Nestle Indonesia terapkan strategi bisnis berkelanjutan di 2022

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022