Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dari Universitas Indonesia dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ mengemukakan pentingnya untuk mengenali red flag atau tanda bahaya dari sifat dan perilaku pasangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan menikah.
"Kita perlu belajar objektif. Jangan kalau misalnya kita lihat ada perilakunya yang kurang baik, tapi saking cintanya kita hanya melihat (sifat) yang bagusnya saja. Ternyata, pas sudah menikah baru lebih kelihatan dan kita jadi menyesal," kata Zulvia yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dalam bincang-bincang yang digelar daring diikuti dari Jakarta, Kamis.
Baca juga: Menunggu pasangan sempurna bisa jadi salah secara evolusi
Menurut Zulvia, beberapa sifat atau perilaku pasangan yang harus diwaspadai, di antaranya melakukan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik, sering berbohong, dan tidak setia.
"Kalau sebelum nikah kan biasanya kita jaga image ya, ingin terlihat yang bagus-bagusnya aja. Tapi, kalau sebelum nikah udah mukul atau berkata-kata kasar, bagaimana nanti kalau sudah menikah. Kemudian, juga dia baik sama kita, tapi ternyata kasar sama orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain, itu juga jadi red flag, karena berarti dia punya kecenderungan untuk berlaku kasar juga kepada orang terdekatnya," ujarnya.
Jika menghadapi keraguan akibat sifat dan perilaku pasangan yang tidak baik, kata Zulvia, penting untuk berpikiran jernih sebelum memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
"Kita harus benar-benar melihat secara fair, ini red flag apa saja tanda-tanda pendukungnya dan apa tanda-tanda kebalikannya. Sehingga, kita mempertimbangkan berbagai aspek apakah mau lanjut atau tidak," katanya.
Baca juga: Psikolog ungkap banyak aspek yang harus diperhatikan sebelum menikah
Baca juga: Sebelum menikah, perhatikan hal ini
Ia menambahkan penting juga untuk menelusuri fakta-fakta dan meminta pendapat dari orang-orang terdekat yang benar-benar mengenali pasangan.
Salah satu tanda yang dapat menjadi pertimbangan bahwa hubungan bisa dilanjutkan, menurut dia, adalah adanya keinginan dan usaha dari pasangan untuk memperbaiki diri seperti dengan cara melakukan konseling.
"Kalau cuma janji mau berubah tapi begitu terus, itu bisa membuat kita makin ragu. Jadi, kita bisa yakin kalau kita tenang dulu, kumpulkan clue, dan lihat upayanya. Baru deh yakin untuk lanjut," ujar Zulvia.
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022