Pelemahan rupiah disebabkan oleh penguatan dolar AS dengan kenaikan pada imbal hasil obligasi AS pasca-The Fed yang lebih hawkish pada pertemuan FOMC semalam
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore masih terus melemah tertekan oleh sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), yang lebih hawkish.
Rupiah ditutup melemah 48 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp15.695 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.647 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah disebabkan oleh penguatan dolar AS dengan kenaikan pada imbal hasil obligasi AS pasca-The Fed yang lebih hawkish pada pertemuan FOMC semalam. Imbal hasil obligasi AS dua tahun melonjak mencapai rekor tertinggi dalam 15 tahun," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
The Fed menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin menjadi 3,75-4 persen seperti yang diperkirakan secara luas. Dolar awalnya sempat jatuh karena petunjuk dalam pernyataan The Fed tentang kenaikan yang lebih kecil ke depan.
Baca juga: Dolar menguat di Asia, pasar bersiap suku bunga The Fed lebih tinggi
Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan suku bunga AS kemungkinan akan naik lebih jauh dari yang diperkirakan, mengecewakan harapan para investor untuk perubahan nada, dan kini investor mengalihkan fokus ke data pekerjaan Jumat (4/11) besok.
Dari internal, lanjut Lukman, terjadinya deflasi pada Oktober justru semakin membebani rupiah, dengan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang semakin rendah.
"Hal ini mirip yang terjadi pada yen yang dimana inflasi juga tidak terlalu tinggi dan BoJ (Bank of Japan) yang enggan menaikkan suku bunga," kata Lukman.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,11 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2022 atau adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,87 pada September menjadi 112,75.
Baca juga: BI perkirakan inflasi akhir 2022 lebih rendah, di bawah 6,3 persen
Penyumbang deflasi pada Oktober utamanya berasal dari penurunan harga komoditas cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, minyak goreng, tomat dan bawang merah.
Dengan terjadinya deflasi pada Oktober, maka inflasi tahun kalender Oktober 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,73 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2022 terhadap Oktober 2021 sebesar 5,71 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.655 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.655 per dolar AS hingga Rp15.699 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp15.681 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.652 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi merosot 16 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022