Ketiga, masyarakat dengan komorbid agar berhati hati

Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) DR dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan penyebaran varian baru COVID-19 seperti Omicron, XBB, dan XBC dapat dicegah dengan terus menaati protokol kesehatan (prokes).

"Mutasi dapat terjadi, namun varian baru tetap dapat dihindarkan dengan mengikuti protokol kesehatan. Dengan mendapatkan vaksin sesuai anjuran pemerintah, memakai masker yang tepat (tidak terlalu longgar di wajah), membersihkan tangan dengan hand sanitizer atau air dan sabun, menutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat batuk, melakukan isolasi mandiri jika hasil pemeriksaan COVID-19 positif atau bergejala," jelas dr. Erlina dalam paparan tertulis yang diterima ANTARA pada Kamis.

Terkait vaksin, dr. Erlina mengatakan pengembangan vaksin bivalen dapat dipertimbangkan, mengingat rekombinasi varian COVID-19 dan XBC merupakan rekombinasi Delta dan Omicron BA.2.

Baca juga: Varian XBB miliki ciri khas bergejala ringan dan cepat menyebar

"Pada kondisi tertentu terdapat risiko perburukkan klinis (Delta) dan peningkatan transmisi (Omicron BA.2)," ujar dia.

Lebih lanjut, dr. Erlina juga memaparkan beberapa gejala dan derajat keparahan gejala dari varian XBB dan XBC yang menyebar di sejumlah negara termasuk Australia, Singapura, Inggris, hingga Filipina.

Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa gejala XBB dan XBC mirip gejala COVID-19 secara umum, seperti demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual dan muntah, dan diare.

"Meskipun belum ada laporan bukti ilmiah resmi, mengingat XBC merupakan kombinasi varian Delta, gejala anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta mungkin dapat terjadi," kata dr. Erlina.

"Hingga saat ini, belum ada laporan ilmiah resmi yang menyatakan XBB dan XBC menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Reisa: Varian XBB lebih cepat menular dibanding BA.5 dan BA.2

Adapun PB IDI memberikan sejumlah rekomendasi untuk berbagai pihak terkait dalam pencegahan COVID-19 lebih lanjut. Untuk pemerintah, PB IDI mengatakan penting untuk mengantisipasi tendensi kenaikan kasus, terutama menjelang libur Natal dan tahun baru.

"Lalu, meningkatkan cakupan vaksinasi booster, memperbaiki distribusi atau logistik untuk obat dan vaksin, dan menggalakkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)," ujar dr. Erlina.

Sementara untuk masyarakat, PB IDI mempersilahkan untuk beraktivitas, namun dengan menjaga protokol kesehatan. Selanjutnya, bila bergejala, periksakan diri agar diketahui status penyakit, sehingga bisa menentukan sikap untuk saling melindungi satu sama lain.

"Ketiga, masyarakat dengan komorbid agar berhati hati, terutama bila berinteraksi dengan banyak orang di keramaian. Terakhir, segera menjalani vaksinasi booster dan melakukan PHBS dalam keseharian," kata dr. Erlina.

Lebih lanjut, untuk tenaga kesehatan, PB IDI merekomendasikan untuk terus melakukan edukasi tentang pencegahan COVID-19 kepada masyarakat, serta menjaga kesehatan pribadi agar tidak terinfeksi COVID-19 agar tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan.

Baca juga: Dokter sebut vaksin masih efektif untuk cegah subvarian Omicron XBB

Baca juga: Dokter: Subvarian XBB punya kekhasan cepat menyebar tapi gejala ringan

Baca juga: Kemenkes: Temuan varian XBB di Indonesia jadi 8 kasus

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022