Bengkulu, (ANTARA News) - Sejumlah kawasan hutan mangrove di Provinsi Bengkulu sebagian telah beralihfungsi menjadi tempat usaha tambak, dan ada juga yang dijadikan lokasi permukiman serta perladangan. Hutan mangrove merupakan tempat berkembang biak udang dan beberapa jenis ikan. Pengalihan fungsi menyebabkan penduduk yang mengandalkan hasil tangkapan di kawasan hutan mangrove pendapatannya jadi menyusut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Ir Tonny Sarwono M.Sc, Jumat (21/4). Dinas Kelautan dan Perikanan kini tengah melaksanakan penanaman pohon bakau di hutan-hutan mangrove (mangrovisasi) untuk mengembalikan fungsi hutan yang rusak. Kegiatan penanaman mangrove sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu di kawasan hutan Pulau Baai Kota Bengkulu dan akan dilanjutkan hingga ke Kabupaten Kaur. Hutan mangrove merupakan tempat yang tepat bagi berkembangbiaknya udang dan kepiting. Hutan mangrove jadi tempat berlindung bagi kedua jenis ikan tersebut. "Ketika udang dan kepiting bertukar kulit mereka membutuhkan tempat yang nyaman untuk berdiam diri dan hutan mangrove menjadi media yang disukainya," ujarnya. Dalam melaksanakan mangrovisasi, kata Tonny, pihaknya bekerjasama dengan pemerhati masalah lingkungan, Dinas Kehutanan dan Kantor Konservasi dan Sumber Daya Alam. Dengan cara itu, pengembalian fungsi hutan mangrove di Bengkulu bisa dilaksanakan lebih terpadu dan tepat sasaran. Ia menyatakan belum tahu persis berapa luas hutan mangrove di Bengkulu karena data yang ada sekarang kurang valid. Hutan mangrove berlokasi di kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Kaur.(*)

Copyright © ANTARA 2006