Untuk angkatan pertama dan kedua jumlah sekolah penggerak di Papua Barat mencapai 52 sekolah
Manokwari (ANTARA) - Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) menyatakan sebanyak 52 sekolah di Provinsi Papua Barat telah menjadi sekolah penggerak, sesuai kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sekolah penggerak harus bisa menjadi panutan dan tempat pelatihan bagis sekolah lain di sekitarnya.
Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua Barat Edison Sulla di Manokwari, Rabu, mengatakan untuk angkatan pertama dan kedua jumlah sekolah penggerak di Papua Barat mencapai 52 sekolah.
"Sekolah penggerak, yang terbanyak ada di Kota Sorong, Manokwari dan Fakfak sebab ketiganya merupakan angkatan pertama program sekolah penggerak, untuk angkatan kedua ada tambahan lagi dari Teluk Bintuni, Wondama dan Maybrat," kata dia
Sementara itu, untuk angkatan tahun ketiga 2023-2024 terdaftar sekolah dari keseluruhan kabupaten kota se-Papua Barat kecuali kabupaten Pegunungan Arfak.
"Kita telah mengumumkan penyelenggara program sekolah penggerak di bulan Juli lalu, peserta yang ikut program sekolah penggerak terbanyak di Kabupaten Sorong sekitar 18 sekolah di semua jenjang pendidikan baik TK/Paud SD, SMP dan SMA," katanya.
Ia mengatakan program sekolah penggerak sendiri menjadi katalisator program Kemendikbudristek langsung di satuan pendidikan, dimana sekolah penggerak memiliki kelebihan dibanding Sekolah lainnya.
"Kalau dulu ada namanya sekolah model, rujukan, bertaraf internasional sekarang itu tidak ada, makanya sekolah penggerak memaksa untuk melaksanakan program unggulan," tambah dia.
Hingga saat ini, Edison menyebut banyak orang yang masih berasumsi bahwa sekolah penggerak berarti sekolahnya bagus dari segi fisik dan prasarana, padahal meskipun sekolah berada yang pelosok mampu memanajemen proses pembelajaran dengan baik maka bisa menjadi sekolah penggerak.
"Sarana dan prasarana tidak menjadi patokan untuk menjadi sekolah penggerak, Kepala sekolah yang diseleksi dengan dilihat kemampuan kepala sekolah dalam manajemen sekolah, wawancara, esai dan sebagainya," katanya.
Diharapkan seluruh sekolah di Papua Barat mampu menjadi sekolah penggerak yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa yang mencakup kompetensi dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul yakni kepala sekolah dan guru, demikian Edison Sulla .
Baca juga: Mendikbud ajak sekolah di Papua Barat daftar Sekolah Penggerak
Baca juga: Papua Barat instruksikan Disdik kabupaten/kota cegah perundungan siswa
Baca juga: Tidak ada sekolah unggulan di Papua Barat
Baca juga: Disdik Papua Barat: Tahun ajaran 2022/2023 semua sekolah gelar PTM
Pewarta: Tri Adi Santoso
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022